TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto mengatakan bahwa wacana Presiden Joko Widodo untuk membuat versi baru dari film Pengkhianatan G30S PKI adalah hal yang rasional. Dia menilai anjuran presiden itu supaya bisa menyesuaikan dengan pola komunikasi generasi milenial.
"Dengan cara menyesuaikan cara penyajian tentu supaya mudah dipahami oleh generasi milenial," kata Wiranto di kantornya pada Ahad, 24 September 2017.
Baca : Nobar Film G30S PKI, Sekjen PDIP: Kewenangan Panglima TNI
Menurut Wiranto, hal ini dilakukan lantaran Presiden ingin generasi milenial bisa menangkap lebih jelas dan gamblang tentang sejarah masa lalu dengan cara-cara masa kini. Hal itu tentu dilakukan dengan mengikuti perkembangan zaman, perilaku masyarakat, termasuk perkembangan teknologi.
Presiden Jokowi sebelumnya telah mewacanakan perlunya film Pengkhianatan G30S PKI untuk diperbaiki. Menurut dia, pembaruan itu supaya sesuai dengan konteks saat ini terutama dengan perkembangan teknologi dan pola komunikasi generasi milenial. Banyak pihak yang menilai positif terkait usul yang disampaikan oleh Presiden tersebut, tetapi banyak juga yang menentangnya.
Baca : Setiap Tahun, Jajang C Noer Tertekan karena Film G30S PKI
Bagaimanapun, menurut Wiranto, menonton film sejarah memang perlu bagi generasi-generasi berikutnya supaya bisa memahami sejarah bangsa Indonesia secara utuh. Ia juga menjelaskan bahwa tak perlu malu, marah, kecewa atau benci melihat sejarah masa lalu tersebut.
"Dengan film itu kita bisa melihat sejarah perjalanan bangsa Indonesia," ujarnya. Bahkan, kata Wiranto, film itu juga dapat dijadikan satu referensi mengenai apa yang telah dilakukan bangsa Indonesia di masa lalu.
"Kita bisa mengambil manfaatnya hal yang baik dan membuang yang buruk untuk kita bisa menatap ke depan," ucap mantan Panglima TNI ini. Pemutaran kembali film G30S PKI sendiri telah dilakukan di sejumlah daerah sejak pekan lalu.
DIAS PRASONGKO