Koalisi Masyarakat : Anggaran DPR Naik Tiap Tahun, Kinerja Minim

Reporter

Kamis, 7 September 2017 21:20 WIB

Kepala BURT, Anton Sihombing (berbatik biru) dan Sekretaris Jenderal DPR RI, Achmad Djuned (batik kuning) melihat ruang rapat staf auditor BPK di Gedung BPK, Jakarta. Kunjungan ini dalam rangka membandingkan kondisi gedung milik DPR dan BPK. Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2017. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil meminta DPR RI membatalkan rencana pembangunan gedung baru DPR dan kenaikan anggaran kunjungan kerja ke luar negeri. Penolakan ini didasarkan pada penilaian atas kinerja DPR yang masih kurang tetapi selalu meminta anggaran naik.

Pernyataan itu disampaikan oleh koalisi dalam agenda audiensi Koalisi Masyarakat Sipil dengan Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di Gedung Nusantara I. Enam lembaga tergabung dalam koalisi itu, yakni Lingkar Madani, Forum Masyarakat Peduli Parlemen, Koalisi Pemantau Legislatif, Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran, Komite Pemilih Indonesia dan Indonesia Budget Center.

Baca : Anggaran Gedung Baru, BURT : Masa Pemerintah Mau DPR-nya Keleleran

Peneliti politik anggaran Indonesia Budget Center, Roy Salam menilai bahwa kenaikan anggaran untuk gedung baru ini merupakan simbol arogansi dan ketidakpekaan DPR terhadap masyarakat. "Nantinya tentu akan mendorong belanja publik yang besar," kata dia.

Apalagi, dari sejumlah data yang dikumpulkan koalisi, anggaran DPR selalu meningkat sekitar 17 persen setiap tahunnya. Sementara itu, kinerja DPR dinilai kurang.
Menurut Roy, hal ini bisa dilihat dari pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang berhasil diselesaikan sampai Agustus 2017 ini baru sejumlah 45 RUU atau sekitar 28 persen dari total 160 RUU. "Padahal, masa kerja DPR tinggal 2 tahun lagi." kata dia.

Baca : Anggaran Gedung Baru DPR, Sri Mulyani Tunggu Reaksi Masyarakat

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti mempertanyakan alasan mengapa DPR giat meminta pembangunan fisik. "Kenapa DPR begitu giat membangun fisik gedung DPR dengan asumsi membangun demokrasi, tapi pada saat yang sama lupa membangun moral dan etik?," ujarnya.

Selain itu, koalisi menolak kenaikan anggaran kunjungan kerja ke luar negeri. Menurut Roy, kenaikan anggaran itu tidak menggambarkan urgensi dan kemanfaatannya terhadap prioritas DPR, malah justru menghambur-hamburkan uang.

"Ada banyak hal penting yang bisa diselesaikan daripada anggaran digunakan untuk jalan-jalan ke luar negeri. Misalnya, membangun sekolah rusak, bisa ribuan sekolah yang dibangun," kata Roy.

Pada 2018 mendatang, DPR mengajukan tambahan anggaran kunjungan kerja sebesar Rp 413,98 miliar. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, besar anggaran ini meningkat hingga 105 persen.

Jumlah anggaran tersebut rencananya akan digunakan untuk tiga pos penganggaran. Pertama, untuk tambahan anggaran kunjungan kerja pelaksanaan fungsi legislasi dan pengawasan sebesar Rp 246,68 miliar atau sekitar 60 persen dari total anggaran. Kedua, tambahan anggaran kunjungan kerja muhibah Pimpinan DPR, Badan Urusan Rumah Tangga dan Majelis Kehormatan Dewan sebesar Rp 70,3 miliar atau sebesar 17 persen. Terakhir, tambahan pos anggaran pelaksanaan tugas diplomasi sebesar Rp 94,99 miliar atau sekitar 23 persen dari total anggaran.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

2 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

6 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya