Warga Yogya Diresahkan Kabar Hujan Abu Merapi, BPBD DIY: Hoax

Reporter

Sabtu, 26 Agustus 2017 10:28 WIB

Para petani tembakau lereng Gunung Merapi-Merbabu membawa makanan untuk ritual Tungguk Tembakau 2017, di Desa Senden, Boyolali, Jawa Tengah, 3 Agustus 2017. Tradisi ini sebagai ungkapan rasa syukur dalam memulai musim panen tembakau. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta membantah ihwal beredarkanya kabar hujan abu akibat adanya aktivitas Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman dan sekitarnya pagi ini Sabtu 26 Agustus 2017. "Itu kabar tidak benar, tidak ada hujan abu karena Gunung Merapi," ujar Danang Samsurizal, Manajer Pusat Pengendalian Operasi dan Kepala Seksi Kedaruratan BPBD DIY kepada Tempo.

Pagi ini sempat viral di media sosial soal gambar kondisi sebuah jalan di Yogya berselimut abu. Dalam kabar itu disebutkan bahwa seluruh wilayah DIY juga berselimut abu. "Padahal tidak ada pernyataan resmi apapun soal status kenaikan aktivitas Merapi hari ini," ujarnya.

Baca juga: Lomba Kebut Gunung Merapi-Merbabu Jadi Ajang Tahunan Boyolali

Danang sendiri tak mengetahui siapa penyebar informasi hoax tersebut. Dari koordinasi dengan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta dipastikan yang terjadi pagi ini di Yogya hanyalah kabut akibat dampak cuaca. Prakirawan BMKG DIY Sigit Hadi Prakosa dalam keterangan persnya menuturkan pantauan cuaca 26 Agustus 2017 pukul 06.00 - 07.00 WIB terlihat seperti kabut menyelimuti wilayah DIY.

Dalam waktu yang bersamaan beredar berita erupsi merapi Sabtu pukul 00.40 WIB yang mencatut pemberitaan media online yang mengatasnamakan Antara yang dampaknya telah menimbulkan keresahan/kepanikan di masyarakat DIY. Sigit menuturkan berdasarkan konfirmasi ke BPPTKG DIY, Sabtu 26 Agustus 2017 kondisi Merapi normal.

Baca juga: Ada Enam Elang Jawa Terpantau di Kawasan Lereng Gunung Merapi

Kondisi ini sesuai dengan status terbaru Gunung Merapi hasil pengamatan 18 - 24 Agustus 2017 yang menyatakan status Merapi normal. Adapun kondisi cuaca yang terjadi adalah kabut dibuktikan dengan data-data antara lain hasil pengukuran kelembaban udara di Stasiun Geofisika pukul 07.00 WIB 99 persen dan di Stasiun Klimatologi 96 persen.

Artinya kandungan uap air di udara sangat tinggi. Hasil pengamatan menunjukkan visibility (jarak pandang) kurang dari satu kilometer. Terlihat tetesan air di permukaan daun (bukan abu). Laporan pengamatan cuaca di wilayah lain (Sleman bagian utara)memperlihatkan fenomena yang terjadi adalah kabut. "Kabut akan hilang seiring dengan penyinaran matahari yang sampai ke permukaan tanah,"ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

14 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

21 hari lalu

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

Polda Bali buka suara perihal penangkapan paksa istri anggota TNI yang mempunyai anak usia 1,5 tahun dan menyusui di sel tahanan.

Baca Selengkapnya

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

45 hari lalu

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

BMKG menyatakan bahwa video tersebut bukan dampak dari gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa pada Jumat sore.

Baca Selengkapnya

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

45 hari lalu

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.

Baca Selengkapnya

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

55 hari lalu

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

Ratna Sarumpaet kembali menjadi perbincangan publik lantaran aksinya keluar rumah dengan mobil saat perayaan Nyepi di Bali.

Baca Selengkapnya

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

59 hari lalu

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

Pakar fertilitas dari RSCM ingatkan pentingnya edukasi diri soal kesuburan agar tercegah termakan isu hoax soal infertilitas.

Baca Selengkapnya

Le Minerale Jadi Korban Persaingan Bisnis Tak Etis

5 Maret 2024

Le Minerale Jadi Korban Persaingan Bisnis Tak Etis

Le Minerale dapat menangkis berbagai serangan terkait keamanan dan mutu produknya dengan menggambarkan ketaatan perusahaan

Baca Selengkapnya

Produsen yang Dirugikan oleh Hoaks Influencer Bisa Tempuh Jalur Hukum

5 Maret 2024

Produsen yang Dirugikan oleh Hoaks Influencer Bisa Tempuh Jalur Hukum

Upaya terus-menerus dari sejumlah pihak untuk memojokkan Le Minerale sejatinya tak lebih dari persaingan bisnis yang tidak etis.

Baca Selengkapnya

Influencer Pembuat Konten Penyebar Hoaks Bisa Dibawa ke Ranah Hukum

5 Maret 2024

Influencer Pembuat Konten Penyebar Hoaks Bisa Dibawa ke Ranah Hukum

Masyarakat diminta agar selalu bersikap cermat dan bijak di jagad maya

Baca Selengkapnya

Disebut Bisa Melunasi Utang Pinjol, YLKI: Tidak Benar

26 Januari 2024

Disebut Bisa Melunasi Utang Pinjol, YLKI: Tidak Benar

YLKI meminta masyarakat untuk tidak termakan terhadap berita hoax tentang pelunasan utang pinjol.

Baca Selengkapnya