Ketua umum ICMI, Jimly Asshidddiqie, memberikan keterangan kepada awak media, di kantor Ikatan Cendiakawan Muslim Indonesia, Jakarta, 9 Agustus 2017. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menilai liarnya polemik full day school akibat pemerintah gagal dalam menjalin komunikasi para pihak. Salah satu yang menolak keras kebijakan tersebut, diantaranya Nahdlatul Ulama (NU).
Jimly juga mendesak NU, Muhammadiyah untuk membangun dialog dalam mencari jalan tengah terkait kebijakan tersebut. "Masak harus ribut bolak balik ketemu presiden. Kuncinya dialog dan kerjasama. Tapi tidak boleh juga dianggap sepele," katanya.
Menurut Jimly, pemerintah juga perlu mengakomodasi berbagai kritik dan masukan dari pihak-pihak yang merasa keberatan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pun juga disarankan untuk menjalin komunikasi dengan para ulama maupun pimpinan pondok pesantren agar kebijakan yang direncanakan dan dijalankan bisa dipahami secara jernih.
"Padahal ini kan masalah bangsa, ini kan bisa didialogkan. Kalo pondok pesantren jangan dipaksakan 5 hari, enggak bisa dong, kan mereka 7 hari. Itu semua kegiatan pendidikan termasuk nyangkul pun kegiatan pendidikan (di pesantren)," kata Jimly.
Kementan dan ICMI Percepat Tanam untuk Tingkatkan Produksi Nasional
2 Mei 2024
Kementan dan ICMI Percepat Tanam untuk Tingkatkan Produksi Nasional
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) siap berkolaborasi mempercepat tanam guna mendapatkan produksi yang maksimal.