Mengapa Kalla Meyakini Kasus Novel Baswedan Segera Terungkap?  

Reporter

Selasa, 8 Agustus 2017 21:30 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Wares, Jalan Medan Merdeka Utara, 26 Mei 2017. Tempo/Amirullah Suhada

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan segera terungkap. Selain Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian telah membentuk tim investigasi, adanya pergantian Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya juga dianggap akan berdampak positif pada pengungkapan kasus tersebut.

"Dengan tim yang dibentuk oleh Kapolri. Kapolri mengambil alih kan itu, dan juga Kapolda yang baru, saya yakin juga dipercepat," kata Kalla di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 8 Agustus 2017.

Menurut Jusuf Kalla, lebih dari tiga bulan sejak kasus penyiraman air keras terjadi, polisi belum juga berhasil mengungkap pelaku penyiraman. Tito Karnavian mengatakan tim investigasi yang merupakan tim gabungan Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk untuk mempercepat pengungkapan kasus tersebut.

BACA: Siapa Jenderal Peneror yang Dimaksud Novel Baswedan?

Berbeda dengan tim pencari fakta yang diminta sejumlah kalangan, Tito mengatakan sifat tim investigasi ini lebih kuat dibanding tim pencari fakta. Sebab, temuan investigasi oleh tim akan digunakan dalam proses hukum karena bersifat pro justitia. Sedangkan temuan tim pencari fakta hanya bersifat rekomendasi.

Kalla meyakini pergantian Kapolda Metro Jaya juga akan berpengaruh. Inspektur Jenderal Idham Azis dilantik menjadi Kapolda Metro Jaya pada 26 Juli 2017 menggantikan Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan. Kalla mengatakan, sejauh ini kepolisian telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap kasus tersebut. Namun kasus itu memang cukup sulit. "Polisi kan sudah berusaha sedemikian rupa, memang kasus seperti itu ada yang mudah, ada yang sulit," kata Kalla.

BACA: Ada Tiga Sketsa Wajah Penyerang Novel Baswedan

Lebih jauh, Kalla mengatakan belum bersedianya Novel untuk memberi keterangan pada kepolisian soal dugaan pelaku penyiraman adalah soal waktu. Novel saat ini masih dalam keadaan sakit. "Mungkin itu alasannya, pada waktunya pasti," kata Kalla.

Apalagi, menurut Kalla, sebagai mantan polisi, Novel memahami bahwa keterangan dari dia juga diperlukan untuk mengungkap kasus. Namun karena kondisi yang belum memungkinkan, Novel masih belum bersedia. "Karena disuruh istirahat dulu oleh dokter, sehingga dia tidak boleh dulu stres lah gitu. Tidak boleh berpikir panjang, karena dia dikhawatirkan matanya itu," kata Kalla.

BACA: Bantah Fahri Hamzah, KPK: Perawatan Novel Ditanggung Negara

Ini berbeda dengan sikap Novel Baswedan yang bersedia memberi keterangan saat wawancara di media. "Bicara di media mungkin lebih mudah daripada diperiksa data yang mesti diingat, macam-macam," kata Kalla.

AMIRULLAH SUHADA




Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

9 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

10 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

11 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

23 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

53 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

53 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

54 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

54 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

55 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

56 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya