Pengamat Sebut Pertemuan SBY dan Prabowo Baru Penjajakan Koalisi

Reporter

Kamis, 27 Juli 2017 17:39 WIB

Prabowo Subianto salami Presiden SBY sambil tertawa dalam acara open house di Istana Negara, Jakarta, 28 Juli 2014. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas, Bogor, nanti malam, terlalu dini jika disimpulkan bakal berakhir dengan kesepakatan koalisi.

Ia meyakini, dalam pertemuan itu, keduanya akan membahas soal koalisi menjelang Pemilihan Umum 2019. "Ini bisa dibaca sebagai penjajakan awal. Saling membahas sinyal politik lah dalam merespons UU Pemilu,” kata Hanta Yuda saat dihubungi, Kamis, 27 Juli 2017.

Baca: Prabowo Temui SBY Hari Ini, Gerindra: Bahas UU dan Pemilu 2019

SBY dan Prabowo rencananya akan bertemu untuk membahas sikap partai terhadap Undang-Undang tentang Pemilihan Umum yang baru disahkan pekan lalu. Demokrat dan Gerindra bersama PAN dan PKS menolak penggunaan presidential threshold dalam pelaksanaan pemilu serentak nanti.

Menurut Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari, pertemuan tersebut diinisiasi oleh Prabowo. "Pertemuan ini sebagai respons positif atas permintaan Ketua Umum Gerindra Prabowo untuk bertemu seusai ketok palu UU Pemilu pada sidang paripurna DPR pekan lalu," kata Imelda, Kamis, 27 Juli.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade mengungkapkan, bahwa kedua elite partai ini juga akan membahas soal rencana koalisi menjelang pemilihan presiden 2019. "RUU Pemilu agenda intinya, tapi mungkin bicara rencana ke depan. Tahun 2019 kan sudah dekat," kata dia saat dihubungi.

Baca juga: SBY Bertemu Prabowo, Jokowi: Pertemuan Kan Baik-Baik Saja

Hanta menilai kedua partai tersebut masih berkemungkinan untuk berkoalisi. Peluangnya terlihat dari sisi kedekatan partai. Ia mencatat pada 2014, Prabowo bertarung dengan kubu Joko Widodo. Sedangkan, Demokrat cenderung berperan menjadi penyeimbang. Di Dewan Perwakilan Rakyat, kedua partai sama-sama menolak UU Pemilu.

Dari sisi teknis, Hanta menambahkan, kedua partai itu juga berpotensi untuk berkoalisi. Jika UU Pemilu tidak dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, Demokrat dan Gerindra harus memenuhi ketentuan ambang batas pencalonan presiden atau presidensial threshold sebesar 20 atau 25 persen. Menurut dia, Demokrat tidak ada pilihan lain kecuali bergabung dengan partai lain.

Ia melanjutkan, pilihan koalisi tergantung kepada porosnya. Tokoh dengan elektabilitas tinggi berpotensi membentuk poros. Berdasarkan survei terakhir, Joko Widodo dan Prabowo termasuk figur yang memiliki elektabilitas tinggi. Meski demikian, peluang koalisi tersebut masih 50:50. Walaupun dekat, kedua partai belum pernah bersatu sebelumnya. "Lagi pula, politik di Indonesia itu last minute. Kondisi saat ini masih terlalu dini," katanya.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

2 hari lalu

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

Berikut tanggapan para pengamat politik dan peneliti soal koalisi Prabowo ke depan yang hampir pasti bakal gemuk.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

19 hari lalu

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.

Baca Selengkapnya

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

21 Juli 2023

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

Erwin Aksa memastikan bahwa arah politik Golkar akan selalu berada di pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

15 Juli 2023

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

Anas Urbaningrum dan Gede Pasek sebut Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN belum tentukan arah koalisi untuk Pemilu 2024

Baca Selengkapnya

Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

5 Juni 2023

Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

Airlangga menyebut dirinya bahkan baru bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Sabtu malam kemarin.

Baca Selengkapnya

PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

5 Mei 2023

PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

Airlangga menjelaskan, Golkar sedianya sudah membentuk tim teknis untuk koalisi inti.

Baca Selengkapnya

Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

2 Mei 2023

Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

Menurut Airlangga, pertemuan dengan Jokowi ini lebih banyak membahas kondisi perekonomian ke depan. Adakah bahas politik?

Baca Selengkapnya

Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

2 Mei 2023

Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

Halalbihalal DPP PKB dan DPP Golkar itu digelar di Resto Plataran Senayan.

Baca Selengkapnya

PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

30 April 2023

PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

Bukan hanya jemput bola, Eddy menyebut pihak lain juga berupaya menjangkau PAN untuk berkomunikasi.

Baca Selengkapnya