Temui BPK, Panitia Angket Kantongi 3 Dugaan Kesalahan KPK  

Reporter

Selasa, 4 Juli 2017 21:12 WIB

Pimpinan Pansus hak angket KPK, Risa Mariska, Agun Gunanjar, Taufiqulhadi, dan Dossy Iskandar saat konferensi pers setelah rapat internal di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 8 Juni 2017. Pansus hak angket diikuti tujuh dari sepuluh fraksi di DPR. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Khusus Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agun Gunanjar mengatakan pihaknya telah menerima penjelasan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait dengan laporan hasil pemeriksaan keuangan dan kinerja KPK pada 2006-2016. Menurut dia, ada dugaan kesalahan yang dilakukan KPK, di antaranya soal rekrutmen penyidik, pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, serta penyadapan.

Namun, Agun menyatakan belum bisa menjelaskan detail terkait dengan hasil laporan BPK tersebut. "Temuan-temuannya seperti apa, akan kami dalami. Masih ada langkah lanjutan," katanya selepas pertemuan antara panitia angket dan BPK di kantor BPK, Selasa, 4 Juli 2017.

Baca: Dalami Pengelolaan Anggaran 2015, Panitia Angket KPK Sambangi BPK

Menurut Agun, pihaknya perlu bertemu dan berkonsultasi dengan beberapa lembaga untuk mengklarifikasi hasil temuan BPK ini. "Saya belum berani bicara terlalu jauh," kata dia.

Ia menjelaskan panitia angket menerima laporan dari BPK yang berkaitan dengan keuangan KPK pada 2015 dan 2016. "Dan ternyata memang ada hal-hal yang memang tidak patuh dan tidak sesuai sistem pengendalian internal (SPI) baik di 2015 dan 2016," tutur Agun.

Adapun terkait dengan penyadapan, DPR meminta BPK mengaudit keuangan negara yang digunakan KPK. "Sampai sejauh mana korelasinya dan kemanfaatannya terhadap tupoksi KPK dalam penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan yang tidak lagi melanggar ketentuan undang-undang," ujarnya.

Baca: PAN: Pansus Harus Yakinkan Publik Ini untuk Kuatkan Kinerja KPK

Politikus Partai Golkar ini menuturkan panitia angket akan bertemu dengan beberapa lembaga terkait untuk mengklarifikasi dan menindaklanjuti temuan BPK ini. Rencananya panitia angket akan bertemu dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ihwal rekrutmen penyidik, dan bertemu Kementerian Komunikasi dan Informasi terkait dengan penyadapan.

Panitia angket dan BPK telah melakukan pertemuan sekitar tiga jam di kantor BPK siang tadi. Rencananya, BPK akan dipanggil oleh panitia angket untuk rapat dengar pendapat pada 12 Juli 2017.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

2 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Pakar Politik Universitas Udayana: Dissenting Opinion Hakim MK Alasan Strategis Gulirkan Hak Angket

5 hari lalu

Pakar Politik Universitas Udayana: Dissenting Opinion Hakim MK Alasan Strategis Gulirkan Hak Angket

Pakar Politik Universitas Udayana menyebut hak angket masih bisa digulirkan dengan memanfaatkan dissenting opinion hakim MK lalu.

Baca Selengkapnya

Mengenang Aktivis Pro-Demokrasi Tumbu Saraswati Pendiri TPDI, Ini Kiprah Tim Pembela Demokrasi Indonesia

6 hari lalu

Mengenang Aktivis Pro-Demokrasi Tumbu Saraswati Pendiri TPDI, Ini Kiprah Tim Pembela Demokrasi Indonesia

Jasa Tumbu Saraswati dirikan Tim Pembela Demokrasi Indonesia. Simak peran TPDI selama Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya