RUU Pemilu, PDIP Siap Mediasi Pertemuan Ketua Partai dan Jokowi

Reporter

Rabu, 21 Juni 2017 23:03 WIB

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristianto saat menghadiri pertemuan antara partai politik pendukung Ahok-Djarot, di Hotel Novotel, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Maret 2017. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Umum (RUU Pemilu) berjalan alot lantaran fraksi-fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah belum menemui kesepakatan terkait angka ambang batas pencalonan presiden. Dorongan agar para ketua umum partai politik duduk bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi muncul untuk menghindari kebuntuan dalam pembahasan yang dapat berujung dengan mekanisme voting.

"Jadi ruang dialog akan kami buka setelah lebaran nanti," kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP, Hasto Kristiyanto, soal pembahasan RUU Pemilu yang alot di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Juni 2017.

Baca juga: Pansus: Ada 3 Skenario Solusi Pembahasan RUU Pemilu yang Macet

Momentum lebaran dinilai tepat untuk para pimpinan partai bertemu sekaligus sebagai ajang halal bi halal. "Sehingga kami meyakini untuk membuka pikiran dan ruang kepentingan bagi bangsa dan negara secara bersama-sama," ujar Hasto.

Namun sebelum para petinggi partai ini berkumpul, kata Hasto, perlu didahului dengan pertemuan antara pimpinan fraksi di DPR dan antar sekretaris jenderal seluruh partai untuk mencari formulasi terbaik. "Lebih-lebih basis kita adalah demokrasi Pancasila, di dalamnya ada musyawarah. Karena itu kami ingin ada kesamaan pandangan dan ini harus dilakukan bersama," ucapnya.

Menurut Hasto, seluruh partai memiliki semangat yang sama agar RUU ini selesai dengan musyawarah dan menghindari voting. "Jangan sampai UU Pemilu di mana kedaulatan rakyat ditempatkan sebagai hakim tertinggi, nanti dalam praktek diwarnai oleh voting. Yang kuat kalahkan yang lemah," ucapnya.

Sebabnya, kata Hasto, sejak awal pemerintah dan partai pengusung membuka ruang kerjasama dan dialog dengan partai lain. PDIP sudah berencana bertemu dengan Partai Gerindra dan Partai Demokrat yang menolak ambang batas pencalonan presiden malam tadi tetapi batal.

PDIP berkukuh ambang batas pencalonan presiden diperlukan guna membangun sistem presidensial yang kuat. Dengan adanya ambang batas, presiden mendapatkan dukungan legitimasi dari rakyat juga dari DPR.

Ia menjelaskan praktek selama ini untuk ambang batas pencalonan presiden itu adalah 20 persen kursi dan 25 persen suara. Angka ini dinilai dasar legitimasi yang wajar bagi sistem presidensial berjalan efektif.

Dalam pembahasan RUU Pemilu ini, PDIP bersama Partai Golkar, Partai NasDem, dan Pemerintah berkukuh ingin ambang batas pencalonan presiden 20 persen kursi dan 25 persen suara pemilu. Adapun partai lain seperti Demokrat menginginkan 0 persen. Sementara itu, muncul wacana alternatif agar ambang batas menjadi 10 dan 15 persen.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Hadapi Pilkada 2024, PDIP: Solid dan Jangan Tertipu yang Mengaku Sahabat tapi Berkhianat

1 hari lalu

Hadapi Pilkada 2024, PDIP: Solid dan Jangan Tertipu yang Mengaku Sahabat tapi Berkhianat

Dalam rapat partai di Majalengka, Hasto minta kader PDIP waspadai pihak mengaku sahabat tapi sebenarnya pengkhianat.

Baca Selengkapnya

PDIP Khawatirkan Fenomena Calon Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

1 hari lalu

PDIP Khawatirkan Fenomena Calon Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

Sekjen PDIP, Hasto, mengatakan kondisi demokrasi Indonesia sedang terguncang akibat pragmatisme politik berlebihan di pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Seberapa Siap PDIP Jadi Oposisi? Berikut Pernyataan Beberapa Tokoh PDI Perjuangan

2 hari lalu

Seberapa Siap PDIP Jadi Oposisi? Berikut Pernyataan Beberapa Tokoh PDI Perjuangan

Hasto Kristiyanto dan Ahmad Basarah menyatakan bahwa PDIP siap menjadi oposisi sesuai arahan ketua partai. Bagaimana sikap PDIP ke depannya?

Baca Selengkapnya

Usai Ditolak MK, PDIP Sebut Akan Terus Berjuang Jaga Konstitusi melalui PTUN

5 hari lalu

Usai Ditolak MK, PDIP Sebut Akan Terus Berjuang Jaga Konstitusi melalui PTUN

PDIP menerima dan menghormati putusan MK. Meski begitu, PDIP akan berjuang menjaga konstitusi, termasuk melalui PTUN.

Baca Selengkapnya

MK Tolak Gugatan Ganjar-Mahfud, PDIP Berterima Kasih kepada Pihak yang Ikut Jaga Konstitusi

5 hari lalu

MK Tolak Gugatan Ganjar-Mahfud, PDIP Berterima Kasih kepada Pihak yang Ikut Jaga Konstitusi

Sekjen PDIP juga mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah berjuang melawan berbagai bentuk abuse of power.

Baca Selengkapnya

PDIP Gelar Rakornas Bahas Persiapan Pilkada Serentak 2024

5 hari lalu

PDIP Gelar Rakornas Bahas Persiapan Pilkada Serentak 2024

PDIP telah memulai pemetaan awal untuk mempersiapkan mesin partai guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

PDIP Menang Hattrick dalam Pileg 2024, Hasto Ucapkan Terima Kasih ke Rakyat

5 hari lalu

PDIP Menang Hattrick dalam Pileg 2024, Hasto Ucapkan Terima Kasih ke Rakyat

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sampaikan terima kasih partai banteng kepada rakyat pendukungnya atas kemenangan hattrick dalam Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

PDIP Tegaskan 5 Poin Sikap Respons Putusan MK soal Sengketa Pilpres

5 hari lalu

PDIP Tegaskan 5 Poin Sikap Respons Putusan MK soal Sengketa Pilpres

PDIP menegaskan lima poin sikapnya atas putusan MK dalam sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Jokowi Bertemu Megawati, Ditanggapi Gibran Dikomentari Hasto

8 hari lalu

Rencana Jokowi Bertemu Megawati, Ditanggapi Gibran Dikomentari Hasto

Gibran Rakabuming Raka berharap ada peluang untuk pertemuan antara Jokowi dan Megawati

Baca Selengkapnya

Gibran dan Hasto Berbalas Pernyataan Soal Pertemuan Jokowi dan Megawati

9 hari lalu

Gibran dan Hasto Berbalas Pernyataan Soal Pertemuan Jokowi dan Megawati

Hasto menyangsikan kata-kata Gibran setelah beberapa kali merasa dibohongi oleh Wali Kota Solo itu.

Baca Selengkapnya