Soal Hak Angket KPK, Peneliti LIPI: Ujian bagi Presiden Jokowi  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Selasa, 13 Juni 2017 20:25 WIB

Diskuai Problematika Ujaran Kebencian atas dasar identitas, sebelah kanan Mochtar Pabotinggi, Todung Mulya Lubis, Alisa Wahid, Ihsan Ahli Fauzu, Al Araf, di Kantor Imparsial, Jakarta, 30 Mei 2017. TEMPO/Murdinsah/Magang

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti utama dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mochtar Pabottingi, menilai tidak sepatutnya DPR melancarkan hak angket KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Sebab, hak angket DPR berpotensi mematikan langkah pemberantasan rasuah.

Mochtar mengatakan tindak pidana korupsi sama dengan tindakan terorisme. Untuk itu, jika DPR membela koruptor, berarti mereka membela teroris. “Teroris itu indiscriminate killing. Membunuh tanpa pandang bulu. Korupsi juga begitu, sama-sama menghancurkan orang-orang tanpa pandang bulu,” kata Mochtar di Graha Almeira, Jakarta Selatan, Selasa, 13 Juni 2017.

Lihat juga: Soal Hak Angket, Sikap Fadli Zon Disebut Kerdilkan DPR

Menurut Mochtar, panitia angket KPK yang dibentuk Dewan itu juga sama dengan teroris. Sebab, anggota Dewan yang tergabung menjadi panitia angket itu memaksakan kehendak tanpa kebenaran. Mereka, kata Mochtar, tidak menggunakan regulasi dengan benar. “Dia menggunakan might, bukan right. DPR ini harus kita cecar,” ujarnya.

Sebagai wakil rakyat, DPR tidak seharusnya sewenang-wenang menggunakan kekuasaan. Terlebih, kata Mochtar, korupsi adalah tindakan yang membahayakan kepentingan banyak orang.

Mochtar mengatakan satu-satunya jalan untuk menghentikan langkah DPR ini adalah menggunakan tekanan dari masyarakat. Publik juga harus menekan Presiden Joko Widodo untuk mengimbau partai pendukungnya agar mundur dari panitia angket. “Hanya itu caranya,” tuturnya.

Baca: Pansus Hak Angket KPK Mulai Bekerja, Istana: Silakan Saja

Mochtar berujar, angket KPK ini adalah ujian bagi Presiden Jokowi. Jika Presiden tak mampu menghentikannya, masyarakat akan mengenangnya sebagai kepala negara yang tidak pro terhadap pemberantasan korupsi.

Akibatnya, kata Mochtar, peluang Jokowi dipilih dalam pilpres periode selanjutnya akan kecil bila kalah dengan upaya DPR menggulirkan hak angket KPK. “Ini harga yang harus dibayar Presiden kalau dia tidak mendukung pemberantasan korupsi,” ucapnya.

MAYA AYU PUSPITASARI



Berita terkait

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

50 menit lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Dampingi Presiden Gowes Sapa Warga di Mataram

1 jam lalu

Mentan Amran Dampingi Presiden Gowes Sapa Warga di Mataram

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut serta bersama presiden menyapa warga Mataram.

Baca Selengkapnya

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

1 jam lalu

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

Jokowi pernah memerintahkan pengkajian soal status bagi diaspora, tapi menurun Menteri Hukum bukan kewarganegaraan ganda.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

2 jam lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

2 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

2 jam lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

2 jam lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

15 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

17 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

18 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya