Cerita Teror Bom Kampung Melayu, 2 Lelaki Mondar-mandir Tak Tentu  

Reporter

Rabu, 31 Mei 2017 14:22 WIB

Suasana warga melihat lokasi ledakan bom bunuh diri di Halte Trans Jakarta, terminal Kampung melayu, Jakarta, 24 Mei 2017. Ledakan terjadi di dalam Halte transjakarta dan menewaskan sejumlah anggota kepolisian dan warga. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Ada kisah yang tertinggal dari teror bom Kampung Melayu yang Rabu malam itu langsung menggemparkan Jakarta, 24 Mei 2017. Beberapa jam saja setelah bom bunuh diri itu meledak, secara viral melalui sosial media langsung tersebar foto-foto bagian-bagian tubuh yang malam itu diduga sebagai pelakunya, Ahmad Sukri dan Ichwan Nur Salam.

Seorang pedagang perempuan di Terminal Kampung Melayu mengenali foto wajah yang tersebar di media sosial itu. “Sudah dua hari saya melihat dia duduk-duduk di dalam halte,” kata ibu yang ingin namanya tidak ditulis itu. Dia tidak mau dijadikan saksi oleh polisi dalam kasus bom Kampung Melayu ini.

Baca juga:
Sebut Polri Rekayasa Bom Kampung Melayu, Ahmad Rifai Minta Maaf


Menurut dia, lelaki asing itu duduk-duduk di tempat yang sama selama dua hari berturut-turut. Setiap kali ditawari agar membeli air minum dari luar halte, pria itu selalu membuang muka, yang ditengarai sebagai Ahmas Sukri.

Lalu, pada pagi di hari peledakan bom, ada lagi satu pria yang mondar-mandir di depan lapak dagangan ibu itu. "Saya sampai bilang, ‘Bapak jangan bolak-balik saja. Beli ini dagangan saya’," tuturnya. Namun pria asing yang diduga Ichwan Nur Salam itu pun hanya melengos. Menurut si pedagang, lelaki yang bolak-balik itu bukan orang yang duduk-duduk di dalam halte. Pria terakhir membawa ransel dan menggunakan topi berwarna gelap.

Baca pula:
Pelaku Teror Bom Kampung Melayu Titip Motor Sebelum Bunuh Diri

Polisi: Pelaku Bom Kampung Melayu dan Kelompok JAD Hindari Ponsel


Para pedagang lain di sekitar halte bus Transjakarta Kampung Melayu mengaku melihat Sukri dan Ichwan sejak Rabu sore. Keduanya terlihat mondar-mandir di sekitar stasiun bus itu. Menurut Maruli Situmorang, seorang pedagang minuman di dekat halte, satu di antara mereka sempat akan masuk ke dalam halte sebelum bom meledak. “Tapi dia balik lagi,” katanya.


Rabu, pukul 21.00, bom Kampung Melayu meledak. Penjual kopi di terminal itu, Erna melihat pengguna bus Transjakarta yang sebelumnya memadati halte berlompatan ke luar, ke sisi yang jauh dari sumber ledakan. Halte saat itu memang sedang penuh-penuhnya karena bus dari Kampung Rambutan terlambat datang. Menurut Maruli, suami Erna, yang ikut berjualan, orang-orang di sekitar halte dan terminal itu pun pontang-panting berlarian menyelamatkan diri.

ANTON APRIANTO | I WAYAN AGUS | SYAILENDRA PERSADA | ARKHELAUS | SDA



Advertising
Advertising



Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

4 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

4 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

4 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya