Penyidik KPK, Novel Baswedan mendapat kunjungan setelah terkena siraman air keras, di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta, 11 April 2017. Novel Baswedan mendapat teror disiram air keras oleh seseorang setelah salat subuh berjamaah di masjid sekitar rumahnya di Kelapa Gading. Tempo/Budi Setiyarso
TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, tetap menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan meski masih menjalani perawatan medis di Singapura. “Berdasarkan informasi yang kami terima, Novel tetap menjalankan ibadah puasa,” kata juru bicara KPK, Febri Diansyah, di kantornya, Selasa, 30 Mei 2017.
Febri mengatakan perawatan terhadap Novel terus dilakukan. Senin, 29 Mei 2017, tim dokter melakukan scanning pada kedua mata Novel. Dari hasil scanning itu, dokter memastikan mata kanan dan kiri Novel sudah bersih dari infeksi pasca-operasi.
Namun dokter yang menangani Novel belum melepas membran plasenta. Membran tersebut dipasang untuk merangsang pertumbuhan kornea pada kedua penglihatan Novel.
Febri menuturkan kondisi penglihatan Novel masih sama, yaitu mata kanan sudah bisa melihat huruf dengan ukuran besar. Sedangkan mata kiri belum bisa melihat huruf dan angka sama sekali. “Hanya melihat jari-jari tangan,” kata Febri.
Adapun pertumbuhan kornea pada mata penyidik senior KPK tersebut belum diketahui. Sebab, pertumbuhan kornea baru bisa dipantau setelah membran dilepas.
Novel Baswedan diserang dua pengendara sepeda motor saat berjalan pulang salat subuh di masjid dekat rumahnya. Dua orang itu menyiram Novel dengan air keras sehingga kedua mata dan wajahnya terluka. Akibat dari kejadian itu, kini ia masih dirawat tim dokter di Singapura.