Kasus Heli AW 101, Kenapa Kantor PT Diratama Jaya Mandiri Senyap?  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 30 Mei 2017 08:16 WIB

Helikopter Agusta Westland (AW) 101 terparkir dengan dipasangi garis polisi di Hanggar Skadron Teknik 021 Lapangan Udara Halim Perdanakusuma. TEMPO/Imama Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengumumkan tiga tersangka tindak pidana korupsi pengadaan pesawat helikopter Agusta Westland (AW) 101, dalam konfrensi pers di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat, 26 Mei 2017.

Ketua KPK Agus Rahardjo—di kesempatan yang sama—mengatakan, dalam proses penyelidikan bersama Polisi Militer (POM) TNI mereka menggeledah empat lokasi. Lokasi tersebut diantaranya, kantor PT Diratama Jaya Mandiri di Sentul, Bogor Jawa Barat; kantor PT Diratama Jaya Mandiri di Bidakara, Jakarta Selatan; salah satu kediaman saksi di Bogor; dan kediaman salah satu pihak swasta di Sentul City, Bogor.
Baca : Begini Jejak Awal Ribut-ribut Pembelian Heli AW 101

Sebagai barang bukti, POM TNI juga telah memblokir rekening bank atas nama PT Diratama Jaya Mandiri yang menjadi penyedia Heli AW 101. Uang dalam rekening tersebut berjumlah Rp 139 miliar.

Tempo mendatangi kantor PT Diratama Jaya Mandiri yang terletak di Menara Bidakara 1, lantai 1, unit 10, Jakarta Selatan, pada Senin 29 Mei 2017. Pintu kantornya ditutup rapat. Namun Tempo masih dapat melihat kondisi ruang resepsionis kantor tersebut melalui pintu kaca yang mengelilinginya.

Kantor Diratama terpantau sepi, tidak ada aktivitas sama sekali di dalamnya. Lampu kantor pun dimatikan. Di ruang resepsionis itu hanya terdapat meja resepsionis dan beberapa kursi tamu. Perabotan-perabotan di dalamnya dominan berwarna coklat dan hitam.

Di depan pintu kantor tergeletak lima surat untuk Diratama yang dimasukkan melalui celah di bawah pintu. Salah satu surat itu berisi tawaran pendampingan hukum dari firma hukum yang mengaku berpengalaman dalam menghadapi gugatan-gugatan KPK.

Tidak terdapat plang nama perusahaan di depan kantor. Menurut seseorang yang mengetahui keberadaan perusahaan ini belum sampai satu bulan PT Diratama Jaya Mandiri pindah ke kantor tersebut.

“Baru pindah, semua peralatan di dalam masih baru. Saya lihat sendiri karpetnya sebulan kemarin baru dipasang. Makanya belum ada plang nama” ucap pria yang enggan disebutkan namanya tersebut di Menara Bidakara 1, Jakarta Selatan, Senin, 29 Mei 2017.





Simak : Kasus Heli AW 101, Panglima TNI: Spesifikasi Tak Sesuai, tapi...

Sumber itu juga menunjukkan catatan mutasi yang berada di resepsionis lantai dasar Menara Bidakara 1. Di dalam catatan mutasi pada Kamis, 25 Mei 2017 jam 00.10 WIB tertulis, “Penggeledahan di lantai 1 PT Diratama Jaya Mandiri selesai. OB masih standby. Untuk tim KPK beserta POM AU dan POM AD balik kanan membawa dua unit laptop dan satu dokumen. Situasi aman.”

Petugas kebersihan Menara Bidakara 1, lt 1, bernama Hendri mengatakan, kantor PT Diratama Jaya Mandiri sudah kosong sejak Jumat, 26 Mei 2017. “Saya kira libur hari pertama puasa. Eh, Senin masih tutup juga. Kirain saya libur panjang dalam rangka Ramadhan,” ujar Hendri yang ditemui Tempo saat sedang mengepel lantai.

Seorang petugas kebersihan lain juga mengatakan hal serupa. “Hari Jumat kantor sudah sepi, tapi saya masih sempat lihat OB (Office Boy)-nya waktu itu,” kata dia.

Untuk pertama kalinya, dugaan korupsi dalam pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista) diusut. TNI menggandeng KPK mengusut dugaan korupsi di pengadaan helikopter karena kasus ini melibatkan orang dalam di lingkungan tentara dan pihak swasta.

Baca juga : Soal Korupsi Heli AW 101, Cerita Panglima TNI Saat Ditanya Jokowi

Tindak pidana korupsi dalam proyek pengadaan heli AW 101 diperkirakan merugikan keuangan negara senilai minimal Rp 220 miliar. Adapun nilai anggaran proyek tersebut Rp 738 miliar.

Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan, dalam waktu dekat akan menetapkan tersangka dari pihak swasta yang terlibat korupsi dalam proyek helikopter ini. Penetapan dilakukan setelah melakukan gelar perkara penyidikan.

Situs Jobstreet.co.id mencatat, Diratama yang menangani pembelian heli AW 101 berdiri sejak 2005 sebagai perusahaan jasa peralatan militer (non-senjata). Perusahaan itu mengklaim memegang lisensi dari Amerika Serikat untuk melakukan bisnis peralatan militer dari negara itu.

DWI FEBRINA FAJRIN


Advertising
Advertising

Video Terkait: Panglima TNI Gatot Nurmantyo Tetapkan Tersangka Kasus Helikopter AW 101




Berita terkait

Anies Baswedan dan Ganjar Cecar Prabowo Soal Alutsista, Begini Proses Pengadaan Alutsista oleh Kemenhan

8 Januari 2024

Anies Baswedan dan Ganjar Cecar Prabowo Soal Alutsista, Begini Proses Pengadaan Alutsista oleh Kemenhan

Saat debat capres, pembelian alutsista Prabowo disorot Ganjar dan Anies Baswedan. Ini prosedur Kemenhan melakukan pengadaan alutsista.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?

8 Januari 2024

Apa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?

Alutsista menjadi kata yang sering diucapkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat capres Pemilu 2024 di Istora Senayan pada Ahad, 7 Januari.

Baca Selengkapnya

Ganjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?

6 Januari 2024

Ganjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?

Menjelang debat capres kedua, Ganjar Pranowo menyoroti isu-isu penting seperti alat utama sistem senjata atau alutsista.

Baca Selengkapnya

Anggaran Kemenhan 2024 Naik Jadi Rp 386 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani

12 Desember 2023

Anggaran Kemenhan 2024 Naik Jadi Rp 386 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani

Anggran belanja Kemenhan itu naik sekitar 4,25 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya yang hanya 20,75 miliar dolar AS.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun

12 Desember 2023

4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut beberapa alutsista udara menjadi prioritas belanja Kementerian Pertahanan di anggaran 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan KAMI Nonaktifkan Anggotanya yang Dukung Calon di Pilpres 2024

24 November 2023

Alasan KAMI Nonaktifkan Anggotanya yang Dukung Calon di Pilpres 2024

Meski begitu, Gatot Nurmantyo mengatakan pihaknya tidak bisa melarang anggotanya untuk mendukung salah satu pasangan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gatot Nurmantyo Tegaskan Tak Mendukung Salah Satu Calon di Pilpres 2024

24 November 2023

Gatot Nurmantyo Tegaskan Tak Mendukung Salah Satu Calon di Pilpres 2024

Gatot Nurmantyo mengatakan aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia yang dukung mendukung di Pilpres 2024 hari ini mulai dinonaktifkan.

Baca Selengkapnya

Jenderal Agus Subiyanto Panglima TNI ke-6 Masa Pemerintahan Jokowi, Berikut Profil Lainnya

24 November 2023

Jenderal Agus Subiyanto Panglima TNI ke-6 Masa Pemerintahan Jokowi, Berikut Profil Lainnya

Perjalanan kepemimpinan Panglima TNI selama sembilan tahun pemerintahan Jokowi, dari Moeldoko hingga Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya

Guru Besar ITS Dorong Peran Kampus dalam Pengembangan Alutsista Ramah Lingkungan

13 November 2023

Guru Besar ITS Dorong Peran Kampus dalam Pengembangan Alutsista Ramah Lingkungan

Guru besar ITS, Agoes Santoso mendorong optimalisasi peran kampus dalam pengembangan alutsista di tengah gempuran teknologi ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Modernisasi Alutsista Harus Dilakukan Secara Bijak

5 Oktober 2023

Jokowi Sebut Modernisasi Alutsista Harus Dilakukan Secara Bijak

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tetapi keuangan negara sangat terbatas.

Baca Selengkapnya