Polisi: Pelaku Bom Kampung Melayu dan Kelompok JAD Hindari Ponsel

Reporter

Editor

Elik Susanto

Minggu, 28 Mei 2017 16:54 WIB

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjawab pertanyaan awak media seusai meninjau TKP ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, 26 Mei 2017. Polisi telah menggeledah sejumlah rumah diduga terkait dengan pelaku pengeboman. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan polisi terus menelusuri keterlibatan Aman Abdurahman dalam teror bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu malam, 24 Mei 2017. Polri juga mencermati keterkaitan kasus penyergapan di Waduk Jatiluhur dan kasus di Taman Pandawa, Cicendo, Bandung.

"Kapolri telah memerintahkan mengungkap semuanya, termasuk sisa jaringan Santoso di Poso," ujar Setyo saat melakukan konferensi pers di Mabes Polri, Trunojoyo, Jakarta Selatan, Minggu, 28 Mei 2017. Hasilnya, ditemukan keterkaitan pelaku bom Kampung Melayu dengan kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD).

Baca: Densus 88 Geledah Rumah Jaringan Pelaku Teror Bom Kampung Melayu

Jalur komunikasi yang digunakan JAD, kata Setyo, menghindari sadapan kepolisian. Mereka telah mengetahui jika komunikasi melalui telepon seluler (handphone) bisa disadap. "Bagaimana komunikasinya, kami belum bisa mengungkapkan secara detail sebelum dilakukan penangkapan," ujar Setyo.

Kabar bahwa jaringan JAD masih sering mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Setyo tidak bisa menjelaskan detail. Teroris yang ditahan di Nusakambangan datanya ada di Kementerian Hukum dan HAM. "Itu yang mengetahui Dirjen Lapas, Kemenkumham," kata Setyo.

Baca: Bom Kampung Melayu, Begini Jejak Terkait dengan Aksi Teror JAD

Beberapa waktu lalu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan dua terduga pelaku teror bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, yang tewas—sebelumnya merupakan anggota kelompok teroris yang dibekuk di Waduk Jatiluhur—adalah JAD Bandung. JAD Bandung terafiliasi dengan terpidana terorisme, Aman Abdurrahman. "Beberapa anggota kelompok itu berhasil lolos dari penangkapan polisi dan menyusun rencana penyerangan pos lalu lintas di Bandung, akhir Februari lalu," kata Tito Karnavian.

Serangan yang dilakoni Yayat Cahdiyat gagal karena bom panci keburu meledak dengan daya rendah di Taman Pandawa, Kecamatan Cicendo, Bandung. Yayat tewas ditembak polisi saat bersembunyi di kantor Kelurahan Arjuna, Cicendo. Dua pekan kemudian, polisi menangkap Agus Sujatno, yang diduga merakit bom, dan Soleh Abdurrahman sebagai penyandang dana.

IRSYAN HASYIM | ELIK S.


Video Terkait: Polisi Geledah Rumah Terduga Pelaku Bom Kampung Melayu di Bandung




Berita terkait

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

16 jam lalu

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

Peringatan Hari Buruh atau May Day ini juga akan dilakukan serempak di seluruh Indonesia dengan melibatkan total ratusan ribu buruh.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

22 jam lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

3 hari lalu

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Badan Bank Tanah menandatangani nota kesepahaman dengan Kepolisian tentang sinergi pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pengelolaan tanah.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

4 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

4 hari lalu

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

Sprindik Eddy Hiariej belum terbit karena Direktur Penyelidikan KPK Brijen Endar Priantoro tak kunjung meneken lantaran ada perintah dari Polri.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

7 hari lalu

TNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Sebanyak 4.266 personel gabungan TNI dan Polri mengamankan penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Penangkapan Polisi yang Terlibat Kasus Narkoba Layak Diapresiasi

7 hari lalu

Pengamat Sebut Penangkapan Polisi yang Terlibat Kasus Narkoba Layak Diapresiasi

ISESS sebut penangkapan polisi yang diduga terlibat kasus narkoba perlu diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

7 hari lalu

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

7 hari lalu

Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

Puslabfor Polri melakukan investigasi kebakaran di Mampang, Jakarta yang mengakibatkan 7 lorban meninggal. Apa saja tugas Puslabfor?

Baca Selengkapnya

Cara Perpanjang SKCK 2024 Lewat Aplikasi Presisi Polri dan Biayanya

7 hari lalu

Cara Perpanjang SKCK 2024 Lewat Aplikasi Presisi Polri dan Biayanya

Tata cara perpanjang SKCK 2024 secara online bisa dilakukan melalui aplikasi PRESISI POLRI Super App. Ketahui syarat dan biaya terbarunya.

Baca Selengkapnya