Warga mengamati sumur yang baru saja ambles di Dusun Nanas, Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kediri, Jawa Timur, 27 April 2017. Sedikitnya 61 unit sumur warga yang tersebar di tiga dusun yakni Dusun Nanas, Dorok, dan Jambean ambles dan belum diketahui pasti penyebabnya. ANTARA/Prasetia Fauzani
TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi menemukan empat faktor penyebab sumur ambles di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Perkiraan tambahan, ada pengaruh patahan atau sesar pada daerah tersebut.
Lokasi amblesan tanah atau sumur berada di Dusun Nanas Desa Manggis, Dusun Jatirejo Desa Gadungan, Kecamatan Puncu serta Dusun Karangnongko Desa Sumberagung , Kecamatan Ploso Klaten, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Waktu kejadian gerakan tanah amblesan dimulai 24 Maret 2017. (Baca:58 Sumur Warga Kediri Ambles, Ada Retakan di Lereng Gunung Kelud?)
Kepala Badan Geologi Ego Syahrial mengatakan, sifat fisik lapisan batuan di daerah tersebut piroklastik atau abu dan pasir vulkanik serta endapan lahar yang tidak kompak. “Lapisan seperti itu mudah runtuh karena endapan vulkanik Gunung Kelud masih berumur muda dan belum padu terkompaksi dengan baik,” katanya saat dihubungi Ahad, 28 Mei 2017.
Fluktuasi atau perubahan muka air tanah juga sangat berpengaruh pada amblesan. Data BMKG Kabupaten Nganjuk yang terdekat mencatat, curah hujan di lokasi bencana tersebut di atas normal pada Januari hingga Maret. Kemudian ada kenaikan muka air tanah secara drastis dalam waktu singkat dari kedalaman 15 meter menjadi tiga meter.
Konstruksi sumur gali juga ada yang tidak sampai dasar sumur sehingga terdapat dinding sumur tanpa pelindung lalu terjadi guguran atau runtuhan yang menimbulkan rongga. Badan Geologi juga memperkirakan adanya pengaruh patahan atau sesar pada daerah tersebut. (Baca:Fenomena Sumur Ambles di Kediri, Warga Diminta Tak Konsumsi Air)
Pada awal kejadian hanya 55 sumur, lalu bertambah hingga 127 titik lebih yang ambles. Badan Geologi menyimpulkan masih akan terjadi amblesan tanah pada sumur-sumur lain yang konstruksinya. Menggantung atau tidak sampai dasar sumur. Namun amblesan yang terjadi tidak berpotensi menimbulkan bencana longsor atau amblesan dalam skala besar. “Masyarakat agar tetap tenang dan tidak cemas atau sampai mengungsi,” kata Ego.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, air sumur masih dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti memasak dan mencuci . Walau begitu, warga disarankan tidak mendekati sumur terutama pada waktu atau setelah hujan. Selain itu warga dilarang mengambil air sumur dengan timba karena dikhawatirkan sewaktu-waktu bisa ambles, tidak masuk ke dalam untuk menguras sumur.
Badan Geologi menyarankan agar warga menimbun sumur yang ambles dengan tanah atau pasir dan dipadatkan, serta membuat konstruksi sumur atau pembetonan sampai ke dasar sumur. (Baca:Terungkap, Penyebab Ratusan Sumur Ambles di Kediri)
Mas Dhito Fokus Tuntaskan Periode Kepemimpinan di Kabupaten Kediri
9 hari lalu
Mas Dhito Fokus Tuntaskan Periode Kepemimpinan di Kabupaten Kediri
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang digadang-gadang mencalonkan kembali sejauh ini masih fokus menuntaskan amanah hingga masa periodenya berakhir.
Mas Dhito Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Infrastruktur di Kediri
14 hari lalu
Mas Dhito Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Infrastruktur di Kediri
Pemerintah Kabupaten Kediri saat ini tengah mengerjakan pembangunan stadion, revitalisasi pasar tradisional, serta akses penunjang ke Bandara Internasional Dhoho.
Kolaborasi Pemkab Kediri dan Kepolisian Memasang ATCS untuk Pantau Arus Mudik
23 hari lalu
Kolaborasi Pemkab Kediri dan Kepolisian Memasang ATCS untuk Pantau Arus Mudik
Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berkolaborasi dengan Kepolisian Resor Kediri memasang Area Traffic Control System (ATCS) di beberapa titik di wilayahnya sebagai upaya untuk mengetahui kondisi arus lalu lintas sekaligus gerak cepat mengurainya jika terjadi kemacetan.