Kemiskinan Ancam Warga Yogyakarta, Jadi Tamu di Daerah Sendiri

Reporter

Kamis, 25 Mei 2017 20:33 WIB

Seorang petani menanam bibit padi di sawah yang dilintasi peserta lomba lari Mandiri Jogja Marathon, di Yogyakarta, 23 April 2017. Rute yang dilintasi para peserta diantaranya, daerah persawahan dan candi. Tempo/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perkembangan wilayah perdesaan (rural) di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul, yang berbatasan dengan pinggiran Kota Yogyakarta, menjadi wilayah perkotaan (urban) dinilai ‘dipaksakan’. Perkembangan wilayah pedesaan menjadi perkotaan itu merupakan limpahan dari wilayah perkotaan Yogyakarta yang terus berkembang.

Konsekuensinya, proses alih fungsi lahan di wilayah pinggiran Yogyakarta ini untuk menyediakan kebutuhan perkotaan dari lahan pertanian menjadi perumahan, industri, dan sektor jasa kian tak terelakkan. Seperti wilayah Sleman yang 80 persen telah berubah jadi perkotaan.

Baca juga:
Yogyakarta Wajibkan Transaksi Di Atas Rp 5 Juta Non Tunai

“Masyarakat yang tinggal turun-temurun di Yogyakarta terancam menjadi tamu di daerahnya sendiri,” kata Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Krisdyatmoko dalam diskusi hasil riset Institute for Research and Empowerment (IRE) tentang “Ketimpangan Pedesaan dan Perkotaan di DIY” di Joglo Winasis IRE di Sleman, Rabu, 24 Mei 2017.

Ancaman itu dirasakan riil, lanjut Krisdyatmoko, karena lahan pertanian kian sempit. Seorang petani kini hanya menggarap lahan dengan luas tak lebih dari dua ribu meter persegi. Hasil pertanian yang dipanen 3-4 bulan sekali itu hanya menghasilkan nominal sekitar Rp 2 juta yang tidak cukup menghidupi rumah tangganya. Di sisi lain, tidak ada kebijakan tata ruang yang melindungi petani untuk tetap mempertahankan lahannya.

Petani pun terdesak untuk menjual lahannya yang dinikmati oleh pemilik modal yang mampu membeli dan mengakses. “Petani kerja di sektor non pertanian. Jadi pengambil sampah,” kata Krisdyatmoko.

Baca pula:
May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Sultan Sediakan Rumah Murah


Sebaliknya di perkotaan (Yogyakarta), lanjut dia, distribusi pemasukan dari sektor pendidikan dan pariwisata tidak merata. Bahkan hasil pembangunan hotel, mal, toko-toko modern lebih banyak dinikmati kalangan elit dan investor yang tak semuanya dari wilayah DIY. “Akibatnya terjadi capital flight. Keuntungan dinikmati investor yang entah dibawa ke mana,” kata Krisdyatmoko.

Penjelasan Krisdyatmoko itu menguatkan hasil riset IRE yang dilakukan Februari-April 2017 lalu. Riset dengan metode kualitatif itu memotret ketimpangan ekonomi yang mencakup pendapatan dan pengeluaran serta ketimpangan non ekonomi meliputi pelayanan dasar, yakni administrasi kependudukan, pendidikan, dan kesehatan.

Menurut Peneliti IRE Rajif Dri Angga, DIY dipilih karena tingkat kemiskinannya terparah se-Jawa, ketimpangannya tertinggi nasional, dan gap ketimpangan kemiskinan antar kabupaten tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 menunjukkan prosentase kemiskinan di Sleman 9,5 persen dan Yogyakarta 8,67 persen yang jauh meninggalkan Bantul 15, 89 persen, Gunung Kidul 20,83 persen, dan Kulon Progo 20,64 persen. Lokasi riset pun dipilih masing-masing dua desa untuk wilayah urban dan rural dari empat kabupaten, serta dua kelurahan urban di Yogyakarta.

“Kegiatan ekonomi paling banyak dinikmati masyarakat perkotaan, seperti Yogyakarta dan Sleman,” kata Rajif menjelaskan penyebab kemiskinan.

Hasil riset lainnya, penyebab kemiskinan juga tak hanya ketiadaan aset. Melainkan ketidakmampuan masyarakat miskin mengakses pekerjaan di sektor formal yang memberi pendapatn lebih besar.

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Sangidu Umar pun mengungkapkan, dalam penyebutan klasifikasi kawasan perkotaan dan pedesaan oleh kementerian dan kelembagaan pun tidak konsisten. Semisal, dalam UU Penataan Ruang dan UU Pemerintahan Daerah menyebutkan pedesaan kalau prosentase pertanian dominan dan perkotaan kalau prosentase pertanian sedikit. Direktorat Perkotaan dan Pedesaan Kementerian Dalam Negeri menyebut kawasan perkotaan itu kotamadya, sedangkan pedesaan di bawah kabupaten.

“Akibatnya, program pemerintah untuk kawasan yang dimaksud bisa tidak tepat sasaran,” kata Sangidu.

Dia mencontohkan wilayah Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman yang berada di kawasan dalam jalur lingkar atau berbatasan dengan Kota Yogyakarta masuk kategori kawasan perkotaan. Tetapi program pemerintah yang diterapkan di sana adalah program pedesaan.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

6 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

10 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

13 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

26 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

27 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

Muhadjir Effendy menyebut program perlinsos ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya