Massa dari Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Islam menggelar aksi unjuk rasa di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 22 Mei 2017. Mereka juga meminta untuk menghentikan upaya kriminalisasi terhadap ulama, aktivis, dan penggerak dakwah Islam. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Puluhan pemuda dan mahasiswa dari berbagai organisasi di Jawa Barat berunjuk rasa memprotes kriminalisasi ulama dan rencana pemerintah membubarkan organisasi massa (ormas) Islam, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Fauzi mengklaim aliansi yang terdiri atas organisasi pemuda Islam dan mahasiswa lintas kampus itu mengecam kriminalisasi ulama, yang berujung pada penangkapan aktivis Islam. Dia mencontohkan kriminalisasi terhadap pemimpin FPI, Riezieq Syihab, serta Muhammad Al Khaththath. “Bergulir ke sini menjadi efek domino sehingga terjadi pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia,” ujarnya.
Menurut Fauzi, hasil FGD dari 30 ormas pemuda Islam dan organisasi dakwah berbagai universitas di Jawa Barat menyepakati mendesak pemerintah menghentikan upaya kriminalisasi ulama, aktivis Islam, dan gerakan dakwah Islam.
Fauzi mengatakan Aliansi khawatir upaya kriminalisasi ini akan berujung dengan berdirinya rezim yang represif pada gerakan Islam. “Kami menolak lahirnya rezim represif yang anti-Islam,” tuturnya.
Puluhan pemuda dan mahasiswa ini menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate. Mereka mengacungkan bendera organisasi dan kelompoknya, termasuk panji Ar-Roya, yang sepintas mirip dengan bendera organisasi HTI.
“Ini bukan bendera HTI, ini Ar-Roya. Berbeda,” katanya. Bendera itu sepintas mirip dengan bendera HTI. “Ar Roy itu ada haditsnya, riwayat Tarmidzi, terkait dengan bendera Rasulullah. Itu kalimat syahadat dan benderanya putih. Kalau sedang perang berwarna hitam. Ini bukan bendera HTI.”