TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan Ulama Muda Nusantara (Jumat) berencana menggelar kegiatan Zikir untuk Negeri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat, 19 Mei 2017. Kegiatan itu sebagai bentuk keprihatinan terhadap sikap kelompok tertentu yang ingin mengubah bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila menjadi khilafah.
Menurut Koordinator Nasional Jumat Hadi Badori, kampanye khilafah dipadukan dengan kekeliruan dalam berdakwah. Akibatnya, timbul ujaran kebencian di kalangan masyarakat.
Baca: HTI Dibubarkan, Rekaman Dakwah Pendirian Khilafah Jadi Bukti
"Terjadi politisasi atas nama agama yang berujung pada runtuhnya pondasi bangsa. Visi-misi Jumat adalah menjaga dan menjunjung tinggi marwah ulama untuk NKRI," katanya dalam konferensi pers di Menteng, Jakarta, Rabu, 17 Mei 2017.
Hadi menjelaskan, Zikir untuk Negeri rencananya akan diawali dengan salat subuh berjemaah. Puncak acara baru dilakukan sejak pukul 08.00 hingga menjelang salat Jumat.
Simak: Ketua MUI KH Ma`ruf Amin: Khilafah Tidak Cocok di Indonesia
Aksi ini akan dihadiri pula oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar dan politikus Partai Kebangkitan Bangsa, Maman Immanulhaq. Meski mengundang politikus, Jumat menampik pihaknya terafiliasi dengan partai atau organisasi kemasyarakatan mana pun. Menurut dia, aksi ini murni bertujuan mendoakan bangsa di tengah berbagai persoalan. "Tidak ada tujuan lain selain berdoa, tanpa embel-embel apa pun. Jadi tidak ada unsur atau maksud lain," tuturnya.
Lihat: Soal HTI, Kampus UMY Menolak Khilafah tapi Tak Melarang
Dia juga mengundang siapa pun untuk hadir dalam acara zikir tersebut. "Kami mengundang siapa pun tanpa melihat atribut," ujarnya. Terkait dengan aksi tersebut, Jumat menyatakan telah mendapatkan izin dari kepolisian. Jumlah peserta diperkirakan mencapai 20 ribu.
AHMAD FAIZ