Sejumlah massa Hizbut Tahrir Indonesia membawa banner saat mengikuti puncak acara Muktamar Khilafah 2013 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (2/6). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemerintah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI segera menyebar ke kampus-kampus dan menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa. Di Sekretariat Hizbut Tahrir Universitas Padjadjaran di Jatinangor, Jawa Barat, sebanyak 15 mahasiswa selesai melakukan halakah ketika Tempo tiba di sana pada Kamis pekan lalu.
“Kami baru saja membahas rencana pembubaran HTI oleh pemerintah,” kata Riki Nasrullah, Ketua Lajnah Khusus Mahasiswa Bidang Intelektual HTI Kampus Jatinangor. Menurut dia, mereka mendiskusikan artikel dalam buletin internal HTI empat halaman, Al-Islam, dengan judul Khilafah Negara Islam, Mengapa Dikriminalkan?.
Keputusan membubarkan HTI diambil dalam rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di kantornya, Senin pekan lalu. Wiranto mengatakan Presiden Joko Widodo memerintahkan mengkaji sejumlah organisasi yang menentang Pancasila. Menurut Wiranto, HTI terindikasi kuat bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
HTI, seperti disampaikan juru bicaranya, Ismail Yusanto, kepada Tempo, bercita-cita mendirikan Khilafah Islamiyah. Riki dan teman-temannya di Jatinangor bertekad tak akan surut menyuarakan tegaknya khilafah meski organisasinya akan dibubarkan. “Kami akan terus berdiskusi,” ujar mahasiswa pascasarjana Jurusan linguistik Fakultas Ilmu Budaya ini.
Universitas menjadi basis utama kaderisasi HTI. “Kampus sangat potensial untuk dakwah,” kata Ketua Lajnah Khusus Mahasiswa HTI Kota Bandung Andika Permadi Putra. Lulusan Jurusan Geodesi Institut Teknologi Bandung itu menuturkan kader mereka tersebar di 51 kampus di Kota Bandung.
Liputan lebih lengkap terdapat di Majalah Tempo edisi 15-21 Mei 1997.