Anies-Sandi Menangi Pilkada DKI, PolMark: Suara Ahok-Djarot Macet

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 22 April 2017 16:14 WIB

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bertemu dengan Gubernur DKI terpilih Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, 20 April 2017. Humas Pemprov DKI

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah mengatakan, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno bisa menang besar dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 lantaran suara pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat terkarantina. Menurut dia, ada penurunan suara Basuki-Djarot hampir 14 ribu suara dibandingkan pemilihan gubernur pada putaran pertama.

Eep menjelaskan pasangan Basuki-Djarot sejatinya berhasil merebut 20 persen suara pendukung pasang Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang gugur di putaran pertama. Namun, banyak pula pendukung Basuki-Djarot yang beralih ke Anies-Sandi di saat terakhir.
Baca : Djan Faridz Koreksi Pernyataan Dekati Kubu Anies-Sandi

"Tidak membesar, tidak pula mengecil. Segitu-gitu aja," katanya dalam diskusi Setelah Pilkada Usai di restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu, 22 April 2017.

Selain itu, penyebab kedua adalah menurunnya partisipasi pendukung Basuki-Djarot di putaran kedua. Sebaliknya, partisipasi masyarakat di kantong-kantong suara Anies-Sandi meningkat.

Ketiga, pembagian sembako yang diduga dilakukan oleh tim sukses Basuki-Djarot turut menjadi faktor kemenangan Anies-Sandi. Pasalnya, 28 persen warga Jakarta baru menentukan pilihannya di masa tenang dan hari H.

Menurut dia, suasana di detik-detik terakhir dapat memengaruhi pilihan warga. Pemberian sembako yang diduga dilakukan pendukung Basuki-Djarot di masa tenang dianggap berdampak negatif. "Dan untuk pertama kalinya pembagian sembaki berani menggunakan atribut kampanye dan partai," ujarnya.
Simak juga :
Hujan Sembako Pilkada DKI, Billy Beras: Ada Sumbangan Pedagang
Hujan Sembako di Pilkada DKI, Ada Nama Aria Bima dan Djan Faridz

Survei membuktikan memang ada 40 persen warga Jakarta yang mengaku akan menerima apa yang dibagikan pasangan calon. Namun, hanya 10 persen yang menyatakan tidak akan memilih paslon yang memberikan bantuan.

Faktor lainnya adalah meningkatnya perlawanan terhadap potensi kejahatan pemilu di beberapa tempat pemungutan suara. PolMark mencatat ada 1.848 TPS yang terindikasi terjadi kecurangan. Indikasi ini datang dari sekitar 250 ribu daftar pemilih tambahan di putaran satu dan terkonsentrasi di TPS pasangan calon tertentu menang besar.

Akibatnya, di 1.848 TPS itu terjadi peningkatan kekuatan pasangan calon nomor tiga dengan meningkatkan pengawasannya. "Akibatnya, pemilih tambahan tidak lagi semengganggu putaran satu,"

Eep menampik bila agama menjadi faktor utama Anies-Sandi menang. Pasalnya hanya 22 persen warga DKI Jakarta yang mengaku memilih paslon karena alasan kesamaan agama.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

KIP Uji Konsekuensi Informasi Data Pemilu KPU Pekan Depan

6 Maret 2024

KIP Uji Konsekuensi Informasi Data Pemilu KPU Pekan Depan

Yayasan Advokasi Hak Konstitusional Indonesia (YAKIN) meminta informasi real count (hitung nyata) dalam bentuk data mentah seperti file nilai dipisah

Baca Selengkapnya

Politikus Malaysia dan Timor Leste Pertanyakan KPU soal Pencalonan Gibran Rakabuming

13 Februari 2024

Politikus Malaysia dan Timor Leste Pertanyakan KPU soal Pencalonan Gibran Rakabuming

Politikus Malaysia dan Timor Leste yang tergabung dalam organisasi jaringan anggota parlemen se-ASEAN mempertanyakan pencalonan Gibran Rakabuming.

Baca Selengkapnya

Cara Mencoblos di TPS saat Pemilu 2024 dan Persyaratannya

18 Januari 2024

Cara Mencoblos di TPS saat Pemilu 2024 dan Persyaratannya

Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2024 pukul 07.00-13.00 waktu setempat. Berikut tata cara mencoblos di TPS saat Pemilu.

Baca Selengkapnya

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.

Baca Selengkapnya

KPU Libatkan BNN Periksa Kesehatan Bebas Narkoba Capres-Cawapres

16 Oktober 2023

KPU Libatkan BNN Periksa Kesehatan Bebas Narkoba Capres-Cawapres

KPU akan melibatkan BNN dalam pemeriksaan kesehatan bakal calon presiden dan wakilnya. BNN masuk dalam tim untuk memastikan para calon bebas narkoba.

Baca Selengkapnya

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal

Baca Selengkapnya

KPU DKI: 1.859 Bacaleg Memenuhi Syarat Ikut Pemilu 2024

7 Agustus 2023

KPU DKI: 1.859 Bacaleg Memenuhi Syarat Ikut Pemilu 2024

KPU DKI mengumumkan ribuan bakal calon legislatif (bacaleg) memenuhi syarat (MS) dan sisanya, ratusan peminat tidak memenuhi syarat (TMS)

Baca Selengkapnya

KPU Kamboja Coret Satu-satunya Partai Oposisi dari Pemilu

15 Mei 2023

KPU Kamboja Coret Satu-satunya Partai Oposisi dari Pemilu

Dengan dicoretnya partai oposisi dari pemilu Kamboja, maka Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa akan maju tanpa lawan.

Baca Selengkapnya

Mudarat Opsi Kanibal Komponen KRL

8 Maret 2023

Mudarat Opsi Kanibal Komponen KRL

Pemerintah mempertimbangkan opsi retrofit atau perpanjangan umur pakai kereta listrik atau KRL menggunakan komponen kereta lain.

Baca Selengkapnya

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.

Baca Selengkapnya