TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto menyampaikan pandangannya terkait dengan peringatan Hari Kartini yang jatuh pada hari ini, sebagai simbol kebangkitan peran perempuan.
“Peran perempuan tidak lagi sekadar berada di dalam wilayah domestik, namun peran yang merambah wilayah yang lebih luas dalam sosial kemasyarakatan,” ujar Setya, dalam keterangan tertulis, yang diterima Tempo, Jumat, 21 April 2017.
Seperti diketahui, Kartini merupakan inspirasi kebangkitan perempuan di tengah belenggu tradisi paternalistik yang kuat ketika zaman penjajahan Belanda. Kartini lahir pada 21 April 1879, dan berasal dari keluarga priyayi terhormat. Kartini ketika itu merasakan kegelisahan karena tidak dapat mengakomodasi cita-cita dan harapannya sebagai seorang perempuan dan manusia yang layak mendapatkan pendidikan dan kebebasan suara seperti kaum laki-laki.
Setya berujar inspirasi Kartini telah menjadi gagasan yang besar dan menempati posisi penting dalam setiap program dan kebijakan. Terlebih, kehadiran perempuan dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, menurut Setya, mampu memberi warna dan teladan tentang bagaimana sesungguhnya menjalani kehidupan di berbagai bidang.
“Kaum perempuan telah menjadi bagian dari kebijakan, suara mereka menjadi penting didengar dan diaktualisasikan,” katanya. Kehidupan sosial dan kemasyarakatan, kata Setya, menjadi terasa lebih harmonis, teduh, dan sejuk dengan sentuhan ide serta pemikiran kaum Hawa.
Sehingga, Setya mengatakan Indonesia harus berbangga dengan warisan kisah heroik Kartini muda, yang mampu menginspirasi generasi demi generasi. Yaitu wanita bukanlah kaum yang lemah secara ide, gagasan, dan pemikiran. “Mereka memiliki rasionalitas seperti kaum lelaki yang diberikan hal yang sama sebagai anugerah.”
Setya Novanto berharap seluruh masyarakat dapat mengambil hikmah dari perjuangan Kartini. “Semoga teladan Kartini senantiasa mewarnai perjalanan kita sebagai anak bangsa dalam meraih cita-cita bersama yang lebih baik di masa depan,” kata Ketua DPR ini.