Setya Novanto Dicekal, Tak Hadiri Pelantikan Hakim MK Saldi Isra

Reporter

Rabu, 12 April 2017 12:05 WIB

Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi pesan Whatsapp grup Fraksi Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat ramai sejak Senin malam lalu. Penyebabnya, ada informasi Ketua Umum Golkar Setya Novanto dicekal oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terkait kasus dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP. "Pada bertanya, apa benar informasi itu," ujar Politikus Golkar Ahmadi Noor Supit di DPR, Selasa, 11 April 2017.

Ahmadi tidak merinci siapa yang awalnya mengirim pesan ada pencekalan untuk Setya Novanto. Namun, menurut dia, informasi itu akhirnya terkonfirmasi dari pemberitaan media pada pagi harinya.

Baca juga:
KPK Cekal Setya Novanto, Dirjen Imigrasi: Mulai Kemarin Malam

KPK mencekal Setya sejak Senin malam lalu hingga enam bulan ke depan. Komisi antirasuah menganggap Setya sebagai saksi penting bagi tersangka Andi Agustinus atau Andi Narogong.

Pada 23 Maret lalu, KPK menyebut Andi berperan aktif dalam proyek yang merugikan negara Rp 2,3 triliun dari total Rp 5,9 triliun. Seperti, bertemu dengan pejabat Kementerian Dalam Negeri dan anggota DPR untuk memuluskan anggaran proyek, hingga membagikan fulus dari pengerjaan kartu penduduk.

Baca pula:
Dicekal ke Luar Negeri oleh KPK, Setya Novanto Siap Diperiksa KPK

Status pencekalan itu agaknya membuat Setya tidak terlihat di Istana Negara saat pelantikan hakim Mahkamah Konstitusi Saldi Isra. Padahal, ketua lembaga lain, seperti Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkfli Hasan hadir dalam pelantikan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.

Begitu juga di DPR, Setya tidak terlihat dalam sidang paripurna. Sidang itu dipimpin oleh tiga Wakil Ketua DPR yakni, Fahri Hamzah, Agus Hermanto dan Taufik Kurniawan. Namun, Agus dan Taufik mengatakan ketidakhadiran Setya merupakan hal yang biasa. "Mungkin ada kegiatan lain, yang jelas pimpinan sudah kuorum," ujar Agus.

Silakan baca:
Setya Dicekal ke Luar Negeri, Politikus Golkar: Kami Tahu Arahnya

Namun, Novanto tiba-tiba muncul di gedung Nusantara III, tempat berbeda dengan sidang paripurna yang berlangsung di Nusantara II kompleks DPR. Dia hanya menjawab singkat ihwal status pencekalannya. "Saya menghargai apapun proses hukum," ujar Setya. "Saya siap kapanpun diundang atau dipanggil KPK."

Politikus muda Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan seluruh pihak harus segera berkumpul dan membahas kasus hukum yang membelit Setya. Alasannya, agar tidak terjadi kegaduhan dan konflik internal di tubuh beringin. "Untuk kebaikan partai," kata Doli

Ketua Fraksi Golkar Kahar Muzakir mengatakan kasus pencekalan memang sedikit menyandera partai. Namun dia mengibaratkan Setya yang menjabat sebagai Ketua Umum dan Ketua DPR seperti pohon tinggi yang terbiasa diterpa angin hingga puting beliung. "Tapi tidak akan menganggu partai, ini hanya nyenggol-nyenggol," ujarnya.

HUSSEIN ABRI DONGORAN | AHMAD FAIZ | ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

12 jam lalu

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

Penyidik KPK menggeledah kantor Sekretariat Jenderal DPR atas kasus dugaan korupsi oleh Sekjen DPR, Indra Iskandar. Ini profil dan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

1 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya