Umat islam antre untuk menyaksikan ulama dari India, Zakir Naik yang memberi ceramah terbuka di Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, 2 April 2017. Rangkaian Zakir Naik Indonesia Visit 2017 selanjutnya berlangsung di Bekasi, Yogyakarta, Gontor, dan Makassar. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Yogyakarta - Ulama dan ilmuwan asal India yang menguasai tentang keislaman dan ilmu perbandingan agama Zakir Naik memberikan prioritas kepada peserta non-muslim untuk menyampaikan pertanyaan dan pendapat ketimbang peserta muslim. Sejumlah peserta muslim diminta untuk antre setelahnya.
"Karena Islam adalah agama yang menyebarkan perdamaian tak hanya untuk umat muslim. Tapi untuk seluruh manusia di dunia," kata Zakir saat menyampaikan kuliah umum dengan tema Religion as an Agent of Mercy and Peace" di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin, 3 April 2017.
Setiap kali satu penanya selesai bertanya, Zakir akan kembali meminta peserta non-muslim lainnya untuk mendapat priorias bertanya.
"Bahkan dalam kesempatan selanjutnya, mereka tak perlu mendaftar. Tapi bisa datang langsung dalam kuliah umum saya," kata Zakir.
Hingga siang ini, setidaknya sudah lima lebih peserta non-muslim yang menyampaikan pertanyaannya tentang Islam dan agamanya. Termasuk juga peserta yang mualaf. Menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMY Hilman Latif, dialog yang dijalin Zakir dengan peserta mengisnpirasi dialog budaya lintas agama.
"Apalagi Zakir tak hanya mendasarkan pada Al Quran dan Hadist. Tapi juga mempelajari kitab suci agama lain," kata Latif.
Kuliah umum Zakir Malik di UMY merupakan rangkaian dari Visit Indonesian 2017 setelah sebelumnya dari Bandung, Jawa Barat. Kuliah umum dimulai pukul 09.00 dan akan dilanjutkan ke Ponorogo, Jawa Timur.