Hak Angket Korupsi E-KTP, Pengamat: Ada Upaya Melindungi Kolega

Reporter

Jumat, 17 Maret 2017 10:53 WIB

Pakar hukum Pidana Yenti Garnasih. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli hukum pidana dari Universitas Tarumanegara, Yenti Garnasih, menilai usul menggulirkan hak angket pengusutan kasus korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) kontraproduktif. Ia menilai hak angket yang digulirkan Dewan Perwakilan Rakyat ini sekadar melindungi anggotanya yang terlibat.

"Ini kontraproduktif dan tidak memberikan kepercayaan masyarakat kepada DPR. Pasti ada pemikiran mencurigai ini untuk melindungi teman sendiri," kata Yenti dalam diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 16 Maret 2017.

Baca: Kasus E-KTP, Mayoritas Fraksi Menolak Hak Angket

Menurut Yenti, Dewan perlu mengevaluasi institusinya secara internal. "Kalau mau, evaluasi saja DPR, bagaimana proyek di Banggar agar tidak ada celah," ucap Yenti. Sebabnya, Yenti berpendapat, selama ini celah untuk penyelewengan anggaran berpotensi terjadi dengan adanya syarat persetujuan di Dewan.

Wacana hak angket digulirkan Wakil Ketua DPR: Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Keinginan itu muncul seusai sidang perdana korupsi e-KTP yang melibatkan dua mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri, Irman dan Sugiharto. Dalam dakwaan disebutkan kasus tersebut melibatkan setidaknya 62 anggota DPR periode 2009-2014.

Baca: Hak Angket dari DPR, Serangan Balik Kasus E-KTP ke KPK?

Fadli Zon berujar, hak angket ini masih wacana. Menurut dia, hingga kini, belum ada pergerakan atas usul tersebut. Namun ia meyakini akan ada dukungan atas usul tersebut.

Yenti berpendapat agar usul ini tidak membuat Komisi Pemberantasan Korupsi tertekan dalam menangani kasus ini. Ketimbang menggulirkan hak angket, tutur dia, Dewan lebih baik menunjukkan perbaikan kinerja sebagai bantahan tudingan tersebut. "Mereka (DPR) sendiri jangan hanya mengawasi eksekutif, yudikatif, tapi mengawasi mereka secara internal," kata Yenti.

ARKHELAUS W. | HUSSEIN ABRI YUSUF

Baca: Dorong Hak Angket Kasus e-KTP, Fahri Minta Dukungan Pemerintah


Video Terkait:
Dituduh Terima Duit E-KTP, Melchias Markus Laporkan Andi Narogong ke Polisi
Mendagri Tjahjo Kumolo Menjawab Pertanyaan Netizen soal E-KTP
Kasus E-KTP, Gamawan: DPR Yang Inginkan Proyek Ini Gunakan APBN
Kasus E-KTP: Eks Sekjen Kemendagri Akui Bertemu Setya Novanto Bersama Dengan Terdakwa
Eks Sekjen Kemendagri Akui Terima Uang 500 US Dollar Dari Irman dan Andi Narogong

DPR

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

14 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

6 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya