TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj mengimbau untuk jangan mencampurkan permasalahan politik dengan urusan ketuhanan. Said mengatakan sudah meminta spanduk-spanduk larangan menyalatkan jenazah untuk diturunkan.
"Masalah politik jangan dicampuradukkan dengan agama, Allah jangan diajak kampanye, Tuhan diajak kampanye," ujar Said Agil, Selasa, 14 Maret 2017.
Said mengatakan lebih baik spanduk-spanduk tersebut berisi program kerja ketimbang ajakan yang menimbulkan ketegangan. "Pilih saya masuk surga. Nanti masuk neraka pilih itu. Jangan seperti itulah," katanya.
Menurut Said, spanduk-spanduk dengan tulisan ancaman seperti itu, hanya menambah ketegangan di pemilihan kepala daerah 2017 ini. "Yang disampaikan program yang baik-baik. Enggak usah bawa-bawa Tuhan," ujarnya.
Spanduk berisi larangan menyalatkan jenazah apabila memilih calon gubernur tertentu dalam pilkada 2017 ini, telah beredar di beberapa titik di Jakarta. Hal tersebut menuai ketegangan di masyarakat.
Plt Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, sudah mengistruksikan kepada jajarannya untuk mencopot seluruh spanduk yang berisi imbauan negatif dan provokatif pada Senin, 13 Maret 2017. Dia sudah mencabut setidaknya 147 spanduk berisi konten negatif di Jakarta.