Panglima TNI Gatot Nurmantyo bersama Mayjen TNI Bambang Suswantono (kiri) dan Brigjen TNI Suhartono (kanan) melakukan salam komando usai acara serah terima jabatan (sertijab) Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) di Mako Pasmpamres, Jakarta, 14 Maret 2017. Brigjen Suhartono resmi menjadi Danpaspampres dan menggantikan Mayjen Bambang Suswantono yang ditunjuk sebagai Komandan Korps Marinir (Dankormar) 14 Maret 2017. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Brigadir Jenderal Suhartono mengatakan, di bawah komandonya, Paspampres akan tetap merakyat di depan masyarakat.
Menurut dia, para prajurit mesti mempunyai naluri merakyat karena pada hakikatnya Paspampres tidak mengambil jarak dengan rakyat. "Tetap manis, tetap profesional," ujarnya.
Lebih lanjut, sebelum secara resmi menggantikan Mayor Jenderal Bambang Suswantono, Suhartono mengaku sudah melakukan adaptasi dalam pengamanan Presiden Joko Widodo.
Selain itu, dia meningkatkan kemampuan individu, seperti bela diri dan taktik pengamanan. "Sudah ada penyesuaian. Kami pelajari dinamika beliau (Presiden Jokowi) saat penugasan di Istana atau di luar," tuturnya.
Sebelumnya, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Suhartono M.Tr (Han) resmi menjabat Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres). Melalui upacara serah-terima jabatan yang berlangsung di Markas Komando Paspampres, Suhartono menerima tongkat komando dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Posisi Danpaspampres sebelumnya diduduki Mayor Jenderal TNI (Mar) Bambang Suswantono.
Gatot menyatakan tugas sebagai Paspampres bukan hal baru bagi Suhartono. Ia sebelumnya merupakan anggota Paspampres. Karena berasal dari kesatuan yang sama, diharapkan Suhartono bisa langsung bekerja.
Selama proses pemilihan, Gatot mengatakan memberikan beberapa nama kepada Presiden Joko Widodo. Sebab, keputusan ada di tangan Presiden. "Yang tentukan Presiden, karena perlu ada kenyamanan," ujarnya.