Peneliti: Anggota DPR Berpeluang Jadi Calo Proyek

Reporter

Rabu, 8 Maret 2017 07:53 WIB

Berkas Kasus Korupsi Pengadaan e-KTP Siap Disidangkan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, mengatakan menjadi calo anggaran merupakan salah satu modus korupsi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Korupsi kartu tanda penduduk berbasis elektronik atau e-KTP, yang melibatkan sejumlah anggota DPR, merupakan salah satu contohnya. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta akan menyidangkan kasus tersebut pada hari ini, 8 Maret 2017.

Lucius menuturkan, selain pemerintah, hanya DPR yang mengetahui informasi awal tentang proyek itu. Mereka yang bermental calo, ucap dia, bisa menjual informasi tersebut kepada rekan bisnis atau pengusaha yang bisa menguntungkannya. "DPR bisa menjanjikan proyek ini akan ditangani suatu perusahaan tertentu dengan meminta imbalan," tuturnya, di Jakarta, Selasa, 7 Maret 2017.

Baca: E-KTP, Politikus Golkar-Demokrat Diduga Terima Dana Terbesar

Lucius menyatakan DPR bisa main mata dengan pemerintah dalam membahas suatu proyek sejak proses perencanaan. Sebagai penentu anggaran proyek, DPR mudah menawarkan kesepakatan jumlah anggaran dengan imbalan gratifikasi. “Apalagi pembahasan anggaran berlangsung tertutup," katanya.

Wakil Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Apung Widadi berpendapat senada. Menurut Apung, anggota DPR berpeluang besar menawarkan proyek kepada pengusaha tertentu. DPR juga bisa membuat kesepakatan dengan pemerintah. Dalam kasus e-KTP, Apung menduga duit paling banyak mengalir melalui Badan Anggaran DPR dibanding ke anggota Komisi Pemerintahan DPR.

"Badan Anggaran yang memutuskan jumlah anggaran masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara," ucapnya.

Badan Anggaran memiliki kewenangan yang besar sehingga gampang memainkan anggaran. Apung juga menyebut pembahasan APBN Perubahan pada pertengahan tahun merupakan celah lain yang biasa digunakan untuk mengutak-atik anggaran. Anggota Dewan memanfaatkan tak adanya asumsi anggaran dalam pembahasan APBN-P, sehingga bisa seenaknya menambah anggaran. Di situlah, ujar Apung, peluang korupsi terjadi. Pembahasan APBN-P yang hanya sebulan juga membuat penganggaran serba terburu-buru.

Peneliti Indonesia Corruption Watch, Tama S. Langkun, menuturkan, selain dalam kasus e-KTP, proyek lain yang melibatkan campur tangan anggota DPR adalah kasus korupsi Hambalang dan Wisma Atlet. “Dalam proyek itu, DPR mengakomodasi keinginan para pihak, baik eksekutif maupun swasta," katanya.

Baca juga: Kapolda Jawa Tengah: Konflik Intoleransi Agama Paling Rentan

Untuk memperkecil peluang anggota DPR memanipulasi anggaran, Lucius menyarankan perlunya transparansi. Ia mendesak DPR membahas anggaran secara terbuka. "Media massa dan masyarakat luas dapat memantau pembahasan ini," tuturnya.

Apung menambahkan, Indonesia perlu mencontoh Australia, yang memiliki 100 ahli bergelar doktor dalam menentukan anggaran negara. Penentuan anggaran diputuskan melalui logika dan penghitungan matang. Ini berbeda dengan di Indonesia, yang penentuannya banyak bermuatan politis.

Menurut dia, Badan Akuntabilitas Keuangan Negara perlu dihidupkan lagi untuk mengecek keseimbangan kebutuhan itu. "Tentu lembaga tersebut harus transparan dan akuntabel," ucap Apung.

MITRA TARIGAN



Video Terkait:
Berkas Kasus Korupsi Pengadaan e-KTP Siap Disidangkan
Terkait Kasus E-KTP, Anggota DPR Ade Komarudin Diperiksa KPK
Anas Urbaningrum Diperiksa KPK Terkait Proyek E-KTP

DPR

Berita terkait

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

5 jam lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

10 jam lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

12 jam lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

1 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

2 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

2 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

5 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

5 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

5 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

6 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya