Aksi 212 Jilid II, Polda Metro Berkoordinasi dengan DPR

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 20 Februari 2017 16:43 WIB

Anggota Kepolisian saat mengikuti apel pengamanan unjuk rasa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 25 Sebagai antisipasi pengamanan, Sebanyak 1.288 personel gabungan TNI dan Polri disiagakan. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Brigadir Jenderal Suntana mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat terkait dengan rencana aksi unjuk rasa yang akan digelar Forum Umat Islam (FUI), Selasa, 21 Februari 2017.

Selain berkomunikasi terkait dengan pengamanan, kata Suntana, pihaknya berkomunikasi soal rencana tuntutan ingin bertemu dengan anggota DPR.

"Sudah pasti berkoordinasi. Kami akan berkoordinasi dengan komisi yang menerima dan masukkan beberapa, lima atau 15 orang (perwakilan FUI), bergantung pada teman DPR yang akan menerima," ucap Suntana di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 20 Februari 2017.

Baca: Kawal Aksi 212 di DPR, Polda Metro Kerahkan 100 Ribu Personel


Suntana juga mengimbau masyarakat tidak memprovokasi dan terprovokasi massa aksi 212 jilid II itu. Selain itu, ia tidak mengizinkan massa menduduki gedung DPR/MPR RI. Apabila massa aksi tetap memaksa, kepolisian tidak segan-segan membubarkan secara paksa.

"Pada prinsipnya, kan, DPR lambang negara, polisi tidak akan memberikan izin. Melakukan tindakan itu kan tidak benar dan melanggar aturan. Sesuai dengan komitmen mereka, kan, ini aksi damai dan tidak melakukan itu," ujarnya.

Sebelumnya, koordinator lapangan aksi 212 sekaligus Sekretaris Jenderal FUI, Bernard Abdul Jabbar, memastikan aksi 212 akan berjalan damai. Pengamanan dari Polda Metro Jaya juga telah disiapkan dengan bantuan personel TNI.

Aksi 212 ini menuntut pencopotan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta. Alasannya, Ahok kini tengah tersandung kasus dugaan penistaan agama.

Simak: Ini Alasan Anggota DPD Ramai-ramai Tolak Pengaktifan Ahok


Selain itu, massa mendesak penghentian kriminalisasi terhadap ulama dalam sejumlah kasus yang tengah ditangani Polri.

Terkait dengan hal ini, Suntana membantah adanya kriminalisasi ulama. Menurut dia, proses hukum yang dilakukan Polri sejauh ini sesuai dengan aturan yang ada. "Tidak ada niat (kriminalisasi) itu. Proses pemeriksaan kan dilakukan seperti biasa, mencari keterangan yang sebenar-benarnya. Jauh dari maksud polisi mengkriminalisasi. Tidak ada maksud apa pun polisi mengkriminalisasi ulama. Saya belajar ngajinya juga sama ulama," tuturnya.

INGE KLARA SAFITRI







Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

2 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

5 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

6 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya