Artis Angel Lelga mengajak Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto dan juru bicara Ahok-Djarot, Triana Dewi Seroja, berfoto saat debat kandidat Pilkada DKI 2017, di Hotel Bidakara, 10 Februari 2017. TEMPO/Friski Riana
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan partainya tidak mau terlibat dalam polemik antara mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Antasari Azhar. Namun Hasto mempertanyakan sikap SBY yang selalu menyerang pemerintah Joko Widodo.
"Apa ada persoalan besar dari Pak SBY, sehingga setiap ada persoalan selalu menyerang Pak Jokowi?" ucap Hasto di rumah Megawati Soekarnoputri, Jalan Kebagusan Dalam, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu, 15 Februari 2017.
Sebelumnya, SBY bercuit di media sosial Twitter menanggapi pernyataan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar bahwa dialah yang merekayasa kasus pembunuhan pada 2009.
"Yang saya perkirakan terjadi. Nampaknya grasi kepada Antasari punya motif politik dan ada misi untuk serang dan diskreditkan saya (SBY)," tulis SBY lewat akunnya, @SBYudhoyono, Selasa, 14 Februari 2017.
Hasto mengaku prihatin dengan pernyataan SBY. Sebab, menurut Hasto, SBY seharusnya mengedepankan hal-hal menyejukkan. "Kalau grasi dianggap seperti itu, kemudian melupakan pertimbangan Mahkamah Agung, berarti ini tidak tepat," ujar Hasto.
Hasto menilai pemberian grasi terhadap korban akan berbeda. Presiden Jokowi, tutur Hasto, mengeluarkan grasi melalui pertimbangan Mahkamah Agung. "Ini yang harus dicermati, ada aspek keadilan yang luas," kata Hasto.