Ribuan umat muslim memadati kawasan Monas saat melakukan aksi damai 212 di Jakarta, 2 Desember 2016. AP/Tatan Syuflana
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Nahdlatul Ulama, Syafiq Alielha, menduga rencana aksi yang akan dilakukan pada 11 Februari 2017 oleh kelompok-kelompok mengatasnamakan umat Islam merupakan sebuah upaya memelihara sentimen sektarian.
"Saya mencurigai aksi ini untuk memelihara sentimen. Ada banyak kelompok dalam aksi ini yang mengidap sentimen sektarian," ujar Syafiq dalam diskusi publik bertajuk “Merawat Keindonesiaan” dengan subtema “Aksi 112 dan Kuda Troya Demokrasi”, yang diselenggarakan Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) di Jakarta, Rabu, 8 Februari 2017.
Sebelumnya, ada kelompok yang berencana menggelar aksi damai kembali pada 11 Februari 2017 atau sehari menjelang masa tenang pilkada serentak 2017. Syafiq menekankan kelompok-kelompok yang berencana menyelenggarakan aksi ini, sebelumnya menuntut dilakukan proses peradilan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dituding menistakan agama melalui aksi besar di Monas. Namun, ketika proses peradilan telah dilakukan, aksi tetap terus dilakukan.
"Jadi saya menduga ini upaya memelihara sentimen sektarian. Karena kelompok-kelompok seperti ini eksistensi politiknya hanya akan menguat apabila sentimen sektarian juga menguat," tuturnya.
Syafiq mengatakan, apabila tujuan kelompok tersebut melakukan aksi guna mempengaruhi proses pengadilan, hal tersebut juga tidak bisa dibenarkan. "Ini tantangan kita, bagaimana menghadapi kelompok-kelompok ini yang sejak awal era reformasi marak," katanya. ANTARA