Gus Solah: Politikus dan Ormas, Belajarlah dari Hasyim Asyari

Reporter

Senin, 6 Februari 2017 08:13 WIB

Pengasuh Pesantren Tebuireng sekaligus Rektor Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) KH Salahudin Wahid atau Gus Solah membacakan Pesan Kebangsaan dari Tebuireng yang mengingatkan bangsa agar menjaga persatuan dan kesatuan di Gedung KH Yusuf Hasyim, Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Ahad, 5 Februari 2017. TEMPO/ISHOMUDDIN

TEMPO.CO, Jombang - Ulama sekaligus akademisi Nahdlatul Ulama (NU) mengingatkan agar para elite politik dan tokoh ormas Islam belajar kebijaksanaan dari pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari, dalam hidup berbangsa dan bernegara.

“Mbah Hasyim itu mungkin tokoh utama yang bisa memadukan keindonesiaan dan keislaman,” kata pengasuh pesantren Tebuireng KH Salahudin Wahid atau Gus Solah seusai peresmian Pusat Kajian Pemikiran KH Hasyim Asy’ari di pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Ahad, 5 Februari 2017.

Gus Solah berujar kakeknya tersebut bisa memadukan nilai-nilai Islam dan nasionalisme atau cinta tanah air. “Pemikiran Mbah Hasyim itu, ya mencintai agama sekaligus bangsa, tidak mempertentangkan agama dan negara,” katanya.

Baca juga:
Ahok Minta Maaf di Media kepada Ma'ruf Amin
Cendekiawan Ini Bicara Soal Rambu-rambu Khutbah di Masjid

Menurut dia, semula, para tokoh di negeri ini, termasuk tokoh NU, mempertentangkan Islam dan Indonesia. "Baru selesai tahun 1984 ketika NU menerima dasar negara Pancasila,” katanya.

Saat ini, menurutnya, upaya mempertentangkan Islam dan Indonesia itu kembali muncul. "Bagi kami, perpaduan keislaman dan keindonesiaan adalah faktor utama persatuan Indonesia dan harus dirawat, jangan sampai dilemahkan,” kata Rektor Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) ini.

Sementara itu, ulama sekaligus akademisi NU dan alumni pesantren Tebuireng, KH Tolchah Hasan, menceritakan bagaimana sikap kenegarawanan KH Hasyim Asy’ari menjelang kemerdekaan Indonesia setelah Jepang menyerah.

Dia mengaku pernah baca buku, kala Jepang akan memberikan izin Indonesia merdeka, utusan Jepang datang ke Tebuireng dan menawari Mbah Hasyim untuk jadi presiden. "Tapi mbah Hasyim sudah mendapat informasi bahwa yang layak jadi presiden itu Bung Karno sehingga Mbah Hasyim menolak tawaran Jepang. Ini menunjukkan ego individu tidak ditonjolkan,” kata bekas Menteri Agama era Presiden Gus Dur ini.

Baca juga:
Acara Imlek,Warga Tionghoa Jombang Curhat pada Istri Gus Dur
Rakyat Terpecah, Ulama NU: Elite Jangan Paksakan Ego

Tolchah melanjutkan, Hasyim Asy’ari lebih mementingkan pendidikan demi melahirkan kader-kader yang militan dan berjuang demi kepentingan bangsa dan negara. “Lebih baik membina kader-kadernya sendiri karena tahu kepentingan bangsa. Semua murid Mbah Hasyim jadi ulama dan pejuang besar yang berjuang demi bangsa dan negara,” kata bekas rektor sekaligus guru besar Universitas Islam Malang (Unisma) ini.

ISHOMUDDIN

Berita terkait

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

55 hari lalu

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

Maarten Paes ingin segera belajar Bahasa Indonesia dan berjanji bakal berkontribusi untuk perkembangan sepak bola Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

23 Februari 2024

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

Presiden Jokowi kembali membagikan sepeda ke warga ketika berkunjung ke Kota Bitung, Sulawesi Utara, Jumat, 23 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Ahmad Basarah Optimistis Ideologi Negara Terus Menyala

9 Februari 2024

Ahmad Basarah Optimistis Ideologi Negara Terus Menyala

Penerbitan buku tentang Pancasila oleh mahasiswa sangat menginspiras

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Kader FKPPI Jaga dan Bela Pancasila

25 Januari 2024

Bamsoet Ajak Kader FKPPI Jaga dan Bela Pancasila

Bambang Soesatyo apresiasi kader FLPPI yang berkomitmen menjaga dan membela pancasila.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Kuatkan Nilai-Nilai Kebangsaan

25 Januari 2024

Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Kuatkan Nilai-Nilai Kebangsaan

Dalam komunitas otomotif dapat ditemukan banyak aspek yang sangat relevan dengan nilai-nilai kebangsaan.

Baca Selengkapnya

Lambang Pancasila 1 sampai 5 Beserta Maknanya

17 Januari 2024

Lambang Pancasila 1 sampai 5 Beserta Maknanya

Lambang Pancasila 1 sampai 5 memiliki makna mendalam yang mencerminkan Indonesia. Berikut ini makna lambang Pancasila yang wajib diketahui.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Tugas Saya Paling Pokok di Politik Menjaga Keutuhan Ideologi

14 Januari 2024

Mahfud Md: Tugas Saya Paling Pokok di Politik Menjaga Keutuhan Ideologi

Mahfud Md berharap masyarakat tidak jauh kepada pikiran yang ingin mengganti ideologi Indonesia itu.

Baca Selengkapnya

FSGI Bicara Pergantian Nama PPKn jadi Pendidikan Pancasila: Ada Dua Rekomendasi

1 Januari 2024

FSGI Bicara Pergantian Nama PPKn jadi Pendidikan Pancasila: Ada Dua Rekomendasi

Perubahan PPKn menjadi Pendidikan Pancasila dimulai pada Juli 2022.

Baca Selengkapnya

Makna dan Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia

18 Desember 2023

Makna dan Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia

Ketahui makna dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia berikut ini. Maknanya mendalam dan sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Beri Hadiah 2 Siswa SLB Negeri 7 Jakarta yang Bisa Sebutkan Pancasila

13 Desember 2023

Heru Budi Beri Hadiah 2 Siswa SLB Negeri 7 Jakarta yang Bisa Sebutkan Pancasila

Dua penyandang siswa disabilitas bacakan Pancasila di atas panggung lalu Heru Budi berikan hadiah

Baca Selengkapnya