Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda NTT menyebabkan banjir dan tanah longsor. TEMPO/Jhon Seo
TEMPO.CO, Kupang - Banjir rob akibat gelombang pasang laut menghancurkan puluhan rumah warga di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Banjir ini diakibatkan cuaca buruk yang melanda wilayah itu dua pekan terakhir.
Desa terparah yang mengalami banjir rob adalah Dusun Waipare, Desa Watumilok, Kecamatan Kangae. Empasan gelombang pasang di pantai tersebut mencapai 50 meter ke daratan, sehingga sejumlah warga yang tinggal di pesisir pantai diungsikan ke tempat yang lebih aman. Namun sebagian masih bertahan dengan alasan menjaga harta benda mereka.
Salah satu rumah yang diterjang rob adalah rumah milik Mursidi. Bagian dapur, ruang tamu, dan kamar roboh akibat gelombang pasang tersebut. Rumah lain yang juga mengalami kerusakan adalah milik Amir Jaingkung. Bagian dapurnya rusak diterpa gelombang pasang.
Amir mengatakan gelombang pasang kali ini sudah berlangsung sepekan terakhir. Namun dia bersama keluarga enggan mengungsi ke tempat yang lebih aman. "Kali ini gelombang pasang cukup besar. Terus terang saya juga sempat takut dan panik. Tapi saya dan keluarga tetap bertahan, tidak ada rencana mengungsi,” katanya.
Selain merusak desa tersebut, banjir rob mengancam tujuh kecamatan di daerah itu, yakni Kecamatan Talibura, Kewapante, Kangae, Alok Timur, Alok, Alok Barat, dan Magepanda. "Sekitar 50 rumah di tujuh desa itu terancam gelombang pasang," kata Kepala Bidang Jaminan dan Perlindungan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Sikka Antonius Reynold da Cunha.
Dinas sosial setempat telah menyalurkan bantuan tanggap darurat bencana berupa beras, ikan kaleng, minyak goreng, dan tikar. Bantuan yang diberikan disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga di dalam rumah tersebut.