Kasus Patrialis, DPR Gulirkan Penguatan Komisi Yudisial  

Reporter

Sabtu, 28 Januari 2017 16:33 WIB

Gedung Komisi Yudisial. TEMPO/Jacky Rachmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Syaiful Bahri Ruray, menilai perlu penguatan fungsi Komisi Yudisial dalam mengawasi lembaga peradilan. Menurut dia, pengawasan juga perlu dilakukan terhadap Mahkamah Konstitusi.

Ia mengatakan kewenangan pengawasan itu diperkuat dengan adanya dua kasus yang menjerat hakim konstitusi selama empat tahun terakhir. "Kalau itu tertutup, sangat bahaya. Itu gaya otoritarian. MK harus membuka diri karena ini bukan tamparan pertama setelah kasus Akil," kata Syaiful dalam diskusi di restoran Gado-gado Boplo, Jakarta, Sabtu, 28 Januari 2017.

Baca:
Ada Spekulasi di Kasus Patrialis, Ini Kata Mantan Ketua KY
Kasus Patrialis, Administrator Peradilan Perlu Dievaluasi

Adapun mantan Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki menilai kewenangan untuk mengawasi badan peradilan sudah termaktub dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Namun Mahkamah Agung mengajukan uji materi terhadap undang-undang tersebut.

MK pun memutuskan perkara melalui Putusan MK Nomor 005/PUU-IV/2006 perkara pengujian UU KY dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Dengan putusan itu, Suparman menjelaskan, MK menyatakan bahwa hakim konstitusi bukan obyek pengawasan KY.

Suparman mengatakan saat ini pengawasan MK hanya dilakukan Dewan Etik. "Silakan Dewan Etik berjalan, dilebur dengan kewenangan Komisi Yudisial," ujarnya. Menurut dia, pengawasan terhadap MK menjadi sangat penting.

Sebelum jeratan hukum terhadap Patrialis Akbar, wibawa Mahkamah Konstitusi sempat runtuh pada 2013 ketika bekas Ketua MK saat itu, Akil Mochtar, terbukti menerima suap atas sengketa pemilihan kepala daerah Banten. Akil pun dijatuhi vonis seumur hidup.

KPK mencokok Patrialis hampir empat tahun kemudian. KPK menangkap Patrialis bersama sepuluh orang lain atas dugaan suap perkara uji materi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

ARKHELAUS W.

Baca:
Pemerintah Akan Bentuk Tim Seleksi Pengganti Patrialis Akbar
Suap Patrialis Akbar, Anggota DPR Minta Evaluasi Kontrol MK



Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

16 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

7 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya