Suap Bupati Klaten Sri Hartini, Ada Lebih dari Satu Perantara

Reporter

Kamis, 12 Januari 2017 08:45 WIB

Bupati Klaten (nonaktif) Sri Hartini, usai menjalani pemeriksaan perdana, di Gedung KPK, Jakarta, 11 Januari 2017 pasca terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK. Sri Hartini diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Pegawai Negeri Sipil pemberi suap Suramlan (SUL) dalam kasus dugaan suap terkait promosi, mutasi dan penempatan pejabat dalam pengisian perangkat Daerah di Kabupaten Klaten, dimana dari tangan Sri KPK mengamankan uang diduga suap sebesar Rp 2.080 miliar, 5.700 dollar AS, dan 2.035 dollar Singapura. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi mengendus ada lebih dari satu perantara dalam perkara suap Bupati Klaten Sri Hartini. Para perantara itu ada yang bertugas menjadi pengepul uang, ada pula yang mengkoordinir orang-orang yang menginginkan promosi jabatan di pemerintah daerah Bupati Klaten, Jawa Tengah. "Infonya benar, ada beberapa perantara," kata Juru bicara KPK, Febri Diansyah, di kantornya, Rabu, 11 Januari 2017.

Baca: Diperiksa KPK, Bupati Klaten Tutup Kepala dengan Selendang

Febri tidak mau menyebutkan secara detail siapa saja yang menjadi terduga perantara. Ia juga enggan menyebut apakah perantara itu merupakan orang di lingkungan pemerintah daerah atau bukan.

Meskipun demikian, Febri memastikan tak semua pejabat yang "membeli" jabatan melakukan transaksi lewat perantara. "Pihak penerima ini tidak mungkin kerja sendiri. Jabatan yang diisi itu jumlahnya sangat banyak," ujar dia.

Hari ini, KPK memeriksa Sri Hartini sebagai saksi untuk Suramlan, Kepala Seksi Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Suramlan diduga menyuap Sri Hartini untuk mendapatkan promosi jabatan. Keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Baca: Setelah Terlambat Dua Pekan, Akhirnya PNS Klaten Gajian

Saat operasi tangkap tangan, penyidik menemukan uang Rp 2 miliar, pecahan valuta asing US$ 5.700, dan 2.035 dolar Singapura dari tangan Sri Hartini. Selain itu, KPK menemukan uang Rp 3 miliar kamar Andy Purnomo, anak sulung Sri Hartini yang juga menjabat anggota Komisi IV DPRD Klaten, serta uang Rp 200 juta di kamarnya.

Terkait dengan keterlibatan Andy, Febri belum bisa memastikan apa perannya. Ia mengatakan belum ada kesimpulan bahwa Andy merupakan salah satu perantara suap kepada ibunya.

Baca: Bupati Klaten Tersangka, Siapa Jadi Penggantinya?

Ada kemungkinan KPK akan memanggil Andy. Namun, untuk waktunya, Febri belum tahu. "Ada saatnya kami akan memanggil jika dibutuhkan," ujar dia.

Febri mengatakan, saat ini, penyidik KPK fokus mendalami aliran suap. Penyidik juga menelusuri inisiatif terjadinya suap. "Itu yang didalami penyidik apakah transaksi itu terjadi karena keinginan pemberi atau tarif yang ditentukan pihak tertentu," ucap dia.

Baca: Suap Bupati, Ini Daftar Harga Jabatan di Pemkab Klaten

Komisi Aparatur Sipil Negara menemukan daftar harga "lelang" jabatan yang ada di pemerintah Kabupaten Klaten. Ada beragam tingkat jabatan yang bisa dibeli. Mulai eselon II seharga Rp 400 juta hingga staf tata usaha yang dihargai Rp 15 juta.

Sejauh ini, Febri mengatakan belum ada laporan yang masuk dari KASN ke lembaga antirasuah itu. Ke depan, ia berharap akan ada koordinasi secara kelembagaan. "Sebab, yang kita bicarakan bukan hanya soal Klaten, melainkan perbaikan daerah-daerah lain," katanya.

MAYA AYU PUSPITASARI

Baca juga:
Temui Pimpinan DPR, Rizieq & GNPF-MUI Adukan Logo Palu-Arit
Yayasan Sumber Waras Menang Gugatan, Begini Reaksi KPK

KPK

Berita terkait

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

1 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

4 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

7 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

8 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

10 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

10 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

12 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

13 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

23 jam lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

23 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya