Imparsial Minta Jokowi Evaluasi Program Bela Negara

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 10 Januari 2017 21:50 WIB

Mayjend Herindra dalam agenda upacara serah terima jabatan Komandan Korem 064 Maulana Yusuf Serang di Alun-Alun Barat, Kota Serang, Senin 9 Januari mengatakan kegiatan bela negara TNI bersama ormas FPI pada tanggal 5 sampai 6 Januari 2017 di salah satu pesantren di wilayah Koramil Cipanas, Kabupaten Lebak Banten, dianggap telah menyalahi standar operating prosedur yang benar. DARMA WIJAYA

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur The Indonesian Human Rights Monitor (Imparsial) Al Araf mengatakan pihaknya mendesak Presiden Joko Widodo mengevaluasi program bela negara yang dilakukan Kementerian Pertahanan. “Bila Presiden tidak melakukan evaluasi menyeluruh atas program bela negara yang saat ini berjalan, program itu akan selalu menimbulkan kontroversi dan dapat berdampak negatif,” kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 10 Januari 2017.

Al Araf mencontohkan pelatihan bela negara di wilayah Koramil Cipanas yang diselenggarakan Komando Distrik Militer (Kodim) Lebak Banten. Ia menilai pelatihan bela negara tersebut telah memicu kontroversi di publik. Akibatnya, Panglima Kodam (Pangdam) III Siliwangi Mayor Jenderal Muhammad Herindra mencopot jabatan Komandan Kodim (Dandim) Lebak Banten Letnan Kolonel Czi Ubaidilah karena dinilai melakukan latihan bela negara tanpa prosedur internal TNI.

Baca juga:
Imparsial: Program Bela Negara Tidak Sesuai Undang-Undang

Menurut Al Araf, program bela negara yang selama ini berjalan belum memiliki konsep, tujuan, dan landasan hukum yang jelas. Sejak awal program itu diluncurkan telah mengundang banyak kritik di publik karena program ini tidak dilandasi regulasi yang jelas. Ia menilai target pelatihan bela negara tidak memiliki ukuran dan prasyarat yang jelas. Sehingga, terkadang program itu menyasar pada kelompok paramiliter yang berdimensi militeristis.

Al Araf menambahkan, program bela negara yang dijalankan Kementerian Pertahanan tidak berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara sebagaimana dimaksud pada Pasal 9. Menurut dia, apabila merujuk pasal tersebut, program bela negara baru dapat dilakukan bila regulasinya telah tersedia. Tidak adanya regulasi yang jelas justru akan membuka ruang potensi penyalahgunaan kekuasaan dalam pelaksanaan program bela negara.

Al Araf menceritakan, dalam sejarah Indonesia, rezim terkadang memobilisasi dan menggunakan kelompok-kelompok sipil terlatih untuk tujuan-tujuan politik pemerintah. Ujungnya akan terjadi konflik dan kekerasan. Ia mencermati pelatihan-pelatihan bagi paramiliter yang memunculkan milisi di Timor Leste, Aceh, Papua, atau Pam Swakarsa pada masa awal reformasi. Menurut dia, kelompok-kelompok tersebut sering disalahgunakan untuk menghadapi kelompok-kelompok masyarakat yang kritis terhadap kekuasaan dengan cara-cara kekerasan.

“Ketiadaan konsep bela negara yang diatur melalui regulasi yang jelas dapat membuka ruang terjadinya pembentukan kelompok paramiliter dan milisi yang dapat mengancam kehidupan demokrasi,” ujar Al Araf.

Menurut dia, konsep bela negara saat ini bisa diwujudkan dengan terus merawat kebhinnekaan dan kemajemukan di Indonesia. Karena itu, program bela negara yang penting untuk dilakukan adalah membangun kesadaran keindonesiaan itu sendiri. Misalnya, melalui pendidikan kewarganegaraan secara berkesinambungan untuk membangun aspek kognitif. Namun ia menilai pembangunan aspek tersebut lebih tepat dilakukan Kementerian Pendidikan dibanding Kementerian Pertahanan.

DANANG FIRMANTO

Simak:
HUT PDIP, dari Masalah SARA hingga Ideologi Tertutup

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

9 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

10 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

10 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

10 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

10 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

11 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

11 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

14 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

14 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya