Seorang relawan dari Masyarakat Anti Hoax Surabaya menunjukkan langkah-langkah menyikapi berita hoax kepada warga Surabaya yang berada di Taman Bungkul, 8 Januari 2017. TEMPO/Nieke
TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Informasi Pusat (KIP) Yhannu Setiawan menyatakan perlawanan terhadap hoax atau berita bohong di berbagai media sosial harus dengan cara menjalankan prinsip keterbukaan informasi.
"Munculnya fenomena hoax di masyarakat adalah akibat dari masih buruknya lembaga-lembaga negara dalam menyediakan dan menyampaikan informasi kepada publik," kata Yhannu dalam rilis di Jakarta, Senin, 9 Januari 2017.
Yhannu berujar tidak jarang informasi yang disediakan dan disampaikan itu justru tidak akurat, tidak benar, bahkan cenderung menyesatkan. Sehingga, kata dia, pemerintah seolah-olah menjadi sumber hoax itu sendiri. Apalagi, dia melanjutkan, informasi tersebut akan digunakan oleh pimpinan negara untuk mengambil kebijakan yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat.
Untuk mencegah hal tersebut, Yhannu meminta pimpinan negara termasuk presiden, tidak menerima informasi yang tidak akurat, tidak benar, dan tidak mutakhir. Sebab, menurut dia, akibatnya bisa fatal. Apabila itu terjadi, kata dia, akan menjadi bumerang yang kemudian berpotensi menjatuhkan wibawa pemerintah.
"Untuk mengurangi dampak dari hoax, tim pengelola informasi dan dokumentasi dengan juru bicara dari setiap lembaga negara wajib sinkron dan juga proaktif untuk mengisi berbagai saluran komunikasi yang akrab digunakan oleh masyarakat," tuturnya.
Yhannu menilai pentingnya semua lembaga menggunakan data yang akurat, benar, aktual, dan satu suara dalam menyampaikan informasi atau menanggapi setiap fenomena yang ada. Semua informasi yang dikuasai oleh pemerintah, ujar Komisioner KIP itu, sepanjang itu tidak dikecualikan, harus disampaikan kepada publik sejelas-jelasnya.
"Sebab itu adalah bagian dari keterbukaan informasi atau lebih dikenal dengan istilah transparansi," kata Yhannu.
Pengamat Sebut Menabung di Bank Masih Menjadi Pilihan yang Aman
16 Mei 2024
Pengamat Sebut Menabung di Bank Masih Menjadi Pilihan yang Aman
Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, perbankan nasional masih menjadi tempat yang sangat aman untuk menyimpan uang.