Presiden Joko Widodo didampingi Mensesneg Pratikno (kanan) bertemu dengan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (kedua kiri), Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini (kedua kanan) di kantor pusat PBNU, Jakarta, 7 November 2016. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Pekalongan - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan kepada para warganya yang aktif di media sosial untuk mengkampanyekan Islam yang ramah. Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faisal Zaini menyatakan media sosial harus menjadi inspiratif, bukan untuk ajang menghujat dan caci maki serta menyebarkan konten Islam marah-marah.
"Di era Internet seperti saat ini, dakwah menggunakan media sosial sangat penting untuk mengkampanyekan Islam ramah ala Nahdlatul Ulama," kata Helmy, Senin, 9 Januari 2017.
Pada Ahad, 8 Januari, PBNU menyelenggarakan acara kopi darat netizen NU Jawa Tengah. Di tengah gencarnya berita-berita fitnah dan konten hoax di media sosial, netizen Nahdlatul Ulama Jawa Tengah bergerak menyatukan barisan. Netizen NU Jawa Tengah mengkampanyekan bermedia sosial secara inspiratif dan berakhlakul karimah dengan Deklarasi Damai Netizen NU di aula gedung NU di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Dalam deklarasi itu, warga NU diserukan untuk aktif menyebarkan konten-konten inspiratif di media sosial. Deklarasi ini juga mendorong warga untuk memenuhi media sosial dengan berita, video, dan grafis yang inspiratif untuk melawan hoax.
Helmy menyatakan saat ini warga NU harus aktif berdakwah di media sosial agar Islam Rahmatan lil 'alamin ala Nahdlatul Ulama dapat mewarnai media digital. Ia mencontohkan, jika pengajian para kiai diunggah di media sosial melalui berbagai kanal, manfaatnya akan sangat besar untuk dakwah Islam yang ramah.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah Sukirman menambahkan, bagi sebuah communities, dakwah di media sosial sangatlah penting.