ICW: Parpol Jadi Sumber Masalah Dinasti Politik  

Reporter

Sabtu, 7 Januari 2017 16:56 WIB

Adnan Topan Husodo. TEMPO/Adri Irianto

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo mengatakan dinasti politik cenderung melahirkan perilaku korupsi. Salah satu akar masalahnya bersumber dari partai politik.

Adnan mengatakan, di Indonesia, terdapat 58 dinasti politik sejak 2004. Semua pemimpin dalam dinasti yang berkembang merupakan kader partai politik. "Tidak ada yang lewat jalur independen," ucapnya dalam diskusi mengenai dinasti politik di Gado-gado Boplo, Jakarta, Sabtu, 7 Januari 2017.

Ia menilai partai politik perlu dibenahi, terutama terkait dengan pendanaan. Pasalnya, pendanaan menjadi sumber utama masalah korupsi. Pendanaan partai selama ini tak jelas asalnya, meski telah diatur bahwa keuangan partai wajib diaudit lembaga publik.

Kondisi seperti itu, menurut Adnan, menyebabkan hubungan antara politikus dan pengusaha jadi tak terpisahkan. "Ada fenomena korporatisme partai atau partai yang dikuasai pengusaha," ujarnya.

ICW pun mendorong reformasi pendanaan partai dengan melibatkan pemerintah. Salah satu caranya ialah mengalokasikan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk belanja partai. Tujuannya, tutur Adnan, memberikan daya tekan kepada partai politik untuk mengikuti aturan main yang baik. "Semakin besar dana APBN untuk partai, semakin besar pula daya tekan pemerintah kepada partai untuk ikut aturan main," ucapnya.

Dengan menyuplai dana kepada partai, pemerintah juga memiliki kuasa meminta kader partai yang berkualitas. Selama ini, kaderisasi partai dinilai tak berhasil memproduksi pemimpin yang taat aturan. Adnan mengatakan praktek dinasti bahkan terjadi dalam tubuh partai sendiri. Ia menemukan kakak beradik yang menjabat ketua dewan pimpinan pusat (DPP) dan anggota dewan pimpinan cabang (DPC) di sebuah partai.

Ketua Institut Harkat Negeri Sudirman Said berujar, alokasi APBN untuk partai akan berdampak besar. "Kalau pakai APBN, ada kewajiban audit, karena itu uang negara," tuturnya.

Skema tersebut, menurut dia, akan membuka peluang bagi orang baik untuk menjadi pemimpin. Pasalnya, syarat pemimpin tak lagi diukur berdasarkan kemampuan calon mengeluarkan biaya untuk merebut kursi. Kemampuan pribadi akan lebih diutamakan.

Sudirman sendiri mengaku pernah ditawari kursi Bupati Brebes, asalkan bisa menyediakan sejumlah uang. Namun ia menolak. "Kalau punya uang sebanyak itu, lebih baik saya buka warteg," katanya.

VINDRY FLORENTIN

Baca juga:
3 Indikasi Ada Penyokong Dana Penulis Jokowi Undercover
Polisi Kejar 2 Pelaku Pengeroyokan Relawan Ahok-Djarot






Advertising
Advertising



Berita terkait

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

9 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

20 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

20 hari lalu

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

Pandangan pengamat politik perihal isu pencalonan anak Ketum PAN dengan Ridwan Kamil di Pilgub DKI 2024.

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

23 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

24 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

27 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

28 hari lalu

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.

Baca Selengkapnya

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

28 hari lalu

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.

Baca Selengkapnya

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

29 hari lalu

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

30 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya