Kenapa Politik Dinasti Dinilai Bikin Lambat Pembangunan?

Reporter

Selasa, 3 Januari 2017 22:19 WIB

Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah saat melantik wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengatakan pemerintah daerah dengan sistem politik dinasti banyak merugikan masyarakat. Sebab, pembangunan di daerah yang menggunakan sistem politik dinasti cenderung berjalan lambat.

Ray mencontohkan pemerintahan daerah Banten. Menurut dia, dibandingkan dengan daerah lain, pembangunan di Banten bisa dikatakan tertinggal. "Padahal dengan Jakarta hanya sepelemparan batu. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah-nya pun enggak kecil," katanya di Restoran Fame Est, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Januari 2017.

Daerah yang APBD-nya tidak sampai Rp 1 triliun, kata Ray, mampu memberikan pelayanan kesehatan yang memadai serta pendidikan gratis. Namun, di daerah yang masih ada politik dinasti, pelayanan-pelayanan seperti itu malah belum tersedia.

Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Apung Widadi mengatakan pemerintah yang menganut politik dinasti sulit memenuhi pelayanan kepada masyarakat karena kebutuhan “bagi-bagi” duit anggaran jauh lebih besar.

"Dibandingkan dengan Surabaya, alokasi anggaran untuk birokrasi di daerah dinasti bisa 50 persen. Di Surabaya 40 persen. Di DKI malah kecil, 29 persen," kata Apung.

Selain anggaran untuk birokrasi, belanja barang di daerah dengan politik dinasti juga cenderung tinggi. Penyebabnya, kata Apung, pemerintah tak lepas dari penentuan pemenang tender yang ditentukan. "Soalnya dibagi-bagi. Seleksinya juga enggak terbuka untuk pengadaan barang," ujarnya.

Apung menekankan literasi politik masyarakat harus kuat. Tujuannya agar masyarakat tidak mudah diarahkan dan tidak memilih pemimpin yang mempunyai hubungan oligarki kuat. Sebab, korupsi dan dinasti politik adalah hal yang tidak terpisahkan.

MAYA AYU PUSPITASARI

Baca juga:
Penulis Jokowi Undercover Terancam Bui 6 Tahun
Ajaib! Nyaris 20 Tahun Dua Pasang Suami-Istri Kuasai Klaten



Berita terkait

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

19 hari lalu

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

Pandangan pengamat politik perihal isu pencalonan anak Ketum PAN dengan Ridwan Kamil di Pilgub DKI 2024.

Baca Selengkapnya

UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

45 hari lalu

UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

UGM dan UI kembali "menjewer" Jokowi Terbaru adalah Kampus Menggugat dan Seruan Salemba, Berikut poin-poin tuntutan mereka.

Baca Selengkapnya

Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

46 hari lalu

Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

Politik dinasti Jokowi kembali disorot setelah Gibran jadi cawapres, Bobby Nasution niat maju Gubernur Sumatera Utara, pun Kaesang dan Erina Gudono.

Baca Selengkapnya

Ketua BEM Unri: Politik Dinasti Merusak Demokrasi, Rencana Jahat yang Diatur dengan Baik

48 hari lalu

Ketua BEM Unri: Politik Dinasti Merusak Demokrasi, Rencana Jahat yang Diatur dengan Baik

Ketua BEM Unri Muhammad Ravi menyoroti berbagai dugaan kecurangan Pemilu 2024 dan penyelewengan konstitusi. Ini katanya.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Suara PSI Disorot, Begini Kisah Kaesang 2 Hari Jadi Anggota Langsung Jabat Ketua Umum PSI

58 hari lalu

Lonjakan Suara PSI Disorot, Begini Kisah Kaesang 2 Hari Jadi Anggota Langsung Jabat Ketua Umum PSI

Perolehan suara PSI dalam Sirekap KPU melonjak sejak Jumat, 1 Maret 2024 menuai sorotan. Begini kisah Kaesang menjabat Ketua Umum PSI.

Baca Selengkapnya

Ditolak PTUN Jakarta, TPDI akan Gugat Lagi Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi

15 Februari 2024

Ditolak PTUN Jakarta, TPDI akan Gugat Lagi Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi

Gugatan nepotisme Jokowi yang dilayangkan Perekat Nusantara dan TPDI tidak diterima PTUN Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Hanya dari Kampus, Jokowi Mendapat Kritikan dari Banyak Komunitas dan Aliansi, Termasuk Komunitas Utan Kayu

10 Februari 2024

Tak Hanya dari Kampus, Jokowi Mendapat Kritikan dari Banyak Komunitas dan Aliansi, Termasuk Komunitas Utan Kayu

Jokowi banjir kritikan bukan hanya dari kampus tapi juga dari berbagai komunitas dan aliansi masyarakat sipil. Terakhir, dari Komunitas Utan Kayu.

Baca Selengkapnya

Di Makam Bung Karno, GMNI Desak Jokowi tidak Lakukan Kampanye Terselubung

8 Februari 2024

Di Makam Bung Karno, GMNI Desak Jokowi tidak Lakukan Kampanye Terselubung

GMNI buka suara soal kondisi demokrasi politik di Indonesia saat ini. Dia mendesak agar Presiden Joko Widodo tidak terlibat kampanye.

Baca Selengkapnya

Sebelum Gelar Pernyataan Sikap, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Mengaku Diintervensi

5 Februari 2024

Sebelum Gelar Pernyataan Sikap, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Mengaku Diintervensi

Namun hal itu tidak menyurutkan langkah mahasiswa UIN Ciputat itu untuk tetap bersuara menolak politik dinasti yang saat ini tengah ramai.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Gagasan Anies Baswedan Libatkan Aktivis Lindungi Pekerja Migran, Mengapa Sri Mulyani Temui Megawati?

5 Februari 2024

Terpopuler: Gagasan Anies Baswedan Libatkan Aktivis Lindungi Pekerja Migran, Mengapa Sri Mulyani Temui Megawati?

Berita terpopuler: Gagasan Anies Baswedan melibatkan aktivis melindungi pekerja migraine, mengapa Sri Mulyani temui Megawati Soekarnoputri?

Baca Selengkapnya