Gerindra, PAN, PKS, dan Hanura Tak Patuhi UU KIP

Reporter

Selasa, 20 Desember 2016 23:01 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan keterangan di kantor DPP Gerindra, Jakarta, 2 Desember 2016. INGE KLARA/TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Informasi Pusat memberikan predikat buruk kepada Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Hanura dalam hal keterbukaan informasi kepada publik. Sebab, keempat partai itu dianggap tidak informatif akan kegiatannya. Hal itu disampaikan KIP saat menyerahkan laporan Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2016 kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla.


"Hasil itu didapat setelah melakukan verifikasi terhadap keseluruhan partai politik," kata Ketua KIP John Fresly kepada media di Istana Wakil Presiden, Selasa, 20 Desember 2016.

Berdasaran data keterbukaan informasi yang diberikan oleh KIP, Gerindra berada di urutan teratas dari keempat partai itu. Gerindra mencatatkan nilai 25,97 yang kemudian diikuti nilai 17,94 oleh Hanura, lalu nilai 16,73 oleh PKS, dan kemudian 10,70 oleh PAN. KIP menyatakan keempatnya tidak informatif.


John menjelaskan keempat partai itu mendapat nilai buruk dalam keterbukaan informasi karena tidak mematuhi UU KIP. Lebih jelasnya, partai tidak menyediakan data yang wajib disediakan sebagaimana diatur Pasal 15 UU KIP tentang kewajiban badan publik pada partai politik.

Berdasarkan Pasal 15 UU KIP, ada tujuh jenis informasi yang harus disediakan oleh partai untuk publik. Ketujuh informasi itu adalah asas dan tujuan, program umum dan kegiatan partai, alamat dan kepengurusan partai, pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber dari APBN dan APBD, serta mekanisme pengambilan keputusan.

John mengatakan bahwa tidak adanya data-data tersebut karena partai-partai terkait tidak memiliki pejabat yang khusus menangani keterbukaan informasi kepada publik. Pejabat yang khusus melayani permintaan informasi tersebut, kata John, bukan sekadar juru bicara partai tapi lebih dari itu karena harus mendokumentasikan data yang disebutkan dalam pasal 15 UU KIP.

"Dapat saya sampaikan bahwa mereka secara khusus tidak mempunyai pejabat atau orang yang ditunjuk khusus melayani permintaan informasi," ujar John.

Meski keempat partai itu dinilai tak informatif, John mengatakan bahwa setidaknya mereka masih merespon survei KIP. Partai lain, kata dia, kurang responsif. "Saat baru pada tahapan pertama, mereka diberi kuisioner, tidak merespon secara baik. Sehingga tidak mungkin dilanjutkan lagi ke tahap kedua," ujarnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla, sebagai orang Golkar, ikut mengomentari masalah keterbukaan partai ini. Ia berkomentar diplomatis bahwa partai-partai mungkin belum siap untuk terbuka kepada publik karena sistemnya belum terbentuk. Oleh karena itu, kata dia, hal itu perlu didorong masing-masing partai ke depannya.

"Sistem masing-masing partai kan berbeda. Partai besar mungkin juga terlalu ribet, asyik untuk konggres dan Munas," ujar Kalla.

ISTMAN MP

Berita terkait

Soal Peluang Jadi Menteri ESDM di Kabinet Prabowo, Eddy Soeparno Ikut Arahan Zulhas

8 hari lalu

Soal Peluang Jadi Menteri ESDM di Kabinet Prabowo, Eddy Soeparno Ikut Arahan Zulhas

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno akan mengikuti arahan ketua umumnya Zulkifli Hasan untuk peluang menjadi menteri di kabinet Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Sebut Gerindra dan PAN Siapkan Ridwan Kamil Maju di Pilgub Jakarta

8 hari lalu

Zulkifli Hasan Sebut Gerindra dan PAN Siapkan Ridwan Kamil Maju di Pilgub Jakarta

PAN berencana menjalin koalisi dengan sejumlah partai lain untuk mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Usulkan Nama Yandri Susanto sebagai Calon Menteri Prabowo

8 hari lalu

Alasan PAN Usulkan Nama Yandri Susanto sebagai Calon Menteri Prabowo

Nama Yandri Susanto menyusul disiapkan oleh PAN sebagai calon menteri di Kabinet Prabowo. Sebelumnya, ada Eko Patrio.

Baca Selengkapnya

Petinggi PAN Sampaikan Doa Jatah di Kabinet Bertambah, Prabowo: Masuk Itu Barang

9 hari lalu

Petinggi PAN Sampaikan Doa Jatah di Kabinet Bertambah, Prabowo: Masuk Itu Barang

Petinggi PAN menyampaikan doa politik tentang jatah menteri di kabinet dalam Rakornas partainya di Jakarta, yang dihadiri Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Rakornas Dihadiri Prabowo, Petinggi PAN Doa Dapat Jatah di Kabinet Bertambah

9 hari lalu

Rakornas Dihadiri Prabowo, Petinggi PAN Doa Dapat Jatah di Kabinet Bertambah

Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay dalam doanya di Rakornas, turut membahas jatah menteri untuk partainya di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Belum Beri Rekomendasi Emil Dardak Maju dengan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

9 hari lalu

Alasan PAN Belum Beri Rekomendasi Emil Dardak Maju dengan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

PAN belum memberikan rekomendasi kepada Emil Dardak karena Demokrat belum melakukan komunikasi politik dengan mereka.

Baca Selengkapnya

Setelah Eko Patrio, PAN Hembuskan Nama Yandri Susanto untuk Jadi Menteri Kabinet Prabowo

9 hari lalu

Setelah Eko Patrio, PAN Hembuskan Nama Yandri Susanto untuk Jadi Menteri Kabinet Prabowo

Nama Yandri Susanto diusulkan dari kader PAN daerah yang akan mengikuti bimbingan teknis (bimtek) dan Rakornas Pilkada pada hari Kamis ini.

Baca Selengkapnya

PAN Punya 2 Alasan Akan Sodorkan Eko Patrio Jadi Kandidat Menteri Kabinet Prabowo

12 hari lalu

PAN Punya 2 Alasan Akan Sodorkan Eko Patrio Jadi Kandidat Menteri Kabinet Prabowo

Politikus PAN Eko Hendro Purnomo atau beken sebagai komedian Eko Patrio tengah disiapkan partainya untuk membantu kabinet Prabowo Subianto. Alasannya?

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

16 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

19 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya