Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU). TEMPO/Rully Kesuma
TEMPO.CO, Semarang - Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah menginstruksikan para kadernya melakukan patroli di media sosial. Patroli dilakukan menyusul banyaknya perilaku pengguna internet yang tanpa kontrol moral dan etika sehingga merundung, menjelek-jelekan, bahkan menghina secara fisik tokoh agama dan ulama.
“GP Ansor Jawa Tengah menginstruksikan kepada 112 ribu Banser (Barisan Ansor Serbaguna) se-Jawa Tengah yang ada di setiap desa dan kelurahan untuk melakukan patroli,” kata Ketua GP Ansor Jawa Tengah Ikhwanuddin di Semarang, Selasa, 29 November 2016.
Menurut dia, perbedaan pendapat yang dilontarkan berbagai pihak di dunia maya makin hari kian memanas dan dapat menyulut konflik.
Sebelumnya, beberapa ulama dan tokoh agama, seperti Buya Syafii Ma’arif, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Quraish Shihab, Mustofa Bisri (Gus Mus), dan Maemun Zubair (Mbah Maemun), tak luput dari cacian, kecaman, dan makian dari netizen di media sosial.
Banser berhasil mendeteksi orang yang diduga sebagai pelaku. Orang itu kemudian diantar untuk menemui secara langsung tokoh yang dihina itu. “Mereka menyampaikan permohonan maaf secara langsung,” ujar Ikhwanuddin.
Dia menjelaskan, sebenarnya Ansor sudah menyiagakan kader khusus yang ahli di bidang teknologi. Namun diperlukan juga patroli yang dilakukan pasukan Banser Darat. “Keduanya saling berkoordinasi berbagi informasi dan data,” katanya.
Ikhwanuddin juga meminta seluruh kader Ansor yang bergerak di lapangan tetap berkoordinasi dengan pimpinan. “Jangan sampai gerakan di luar komando,” kata dia. Ansor juga mendesak aparat penegak hukum memproses pelaku yang menebar kebencian dan melanggar Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).