Komnas HAM Bereaksi Soal Kekerasan di Manokwari

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 22 November 2016 19:00 WIB

Ilustrasi bentrokan. ANTARA/Seno S.

TEMPO.CO, Jakarta -Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Natalius Pigai menyayangkan adanya dugaan kasus pelanggaran HAM di Sanggeng, Kota Manokwari, Papua Barat pada 26- 27 Oktober 2016. “Sangat disayangkan," kata Natalius. "Padahal Indonesia sedang membangun Papua berbasis HAM.”

Laporan mengenai dugaan pelanggaran HAM terjadi akibat dari keributan antar-warga Papua yang diwarnai penikaman terhadap Vijai Pauspaus. Penikaman diduga dilakukan oleh satu dari lima orang warga lain yang terlibat keributan pada 26 Oktober 2016.

Kepolisian yang menerima laporan penikaman itu dianggap tak menahan pelaku. Padahal ketika berada di tempat kejadian perkara, Samsir-- satu orang dari lima warga yang terlibat perkelahian itu membawa sebilah badik. Diduga, badik itu dipakai untuk menikam Vijai.

Sehari setelah kejadian, Kepala Suku Besar Obet Ayok dan Antonius A. Rumrumen dianiaya saat mendatangi lokasi untuk menenangkan warga. Keributan itu mengakibatkan tujuh warga menjadi korban akibat upaya pembubaran oleh kepolisaan. Laporan ke Komnas HAM menyebutkan polisi membubarkan menggunakan gas air mata, tembakan, serta penganiayaan.


Baca: Rupiah Melemah Menjadi Rp 13.440

Masyarakat Papua menganggap aparat Kepolisan Papua Barat cenderung memihak. Masyarakat Papua juga beranggapan kepolisan tidak bersikap netral apabila ada bentrok antar-warga Papua. Komnas HAm menganggap ada didiskriminasi dari kepolisan.

Atas kejadian yang belum mencapai titik terang ini, Komnas HAM berharap Presiden Republik Indonesia (RI) memerintahkan Menkopolhukam untuk menghentikan segala bentuk pelanggaran HAM di Papua. “Presiden harus memastikan adanya jaminan pelanggaran HAM ini tidak terjadi lagi di tanah Papua,” ujar Natalius.

Baca: Buruh Ikut Demo 2 Desember, Ini Imbauan Menteri Hanif

Komnas HAM juga meminta Presiden memerintahkan aparat penegak hukum tidak memihak atau melindungi satu pihak dalam menyelesaikan pelanggaran hukum. Natalius meminta Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menegakkan hukum pada pimpinan dan anggota kepolisan yang diduga melakukan pelanggaran pada peristiwa Sanggeng 26-27 Oktober 2016.

“Komnas HAM berharap, Kapolri memerintahkan jajaran kepolisian daerah Papua Barat dan Papua bertindak netral dan objektif,” kata Natalius.

AMMY HETHARTIA | PRU

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

22 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

38 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

44 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

10 Desember 2023

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia ke-75 menghadirkan tema dan konsep berbeda di Indonesia, berikut ini tema dan isi deklarasinya.

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

Terjebak Lingkaran Setan Binary Option

2 Februari 2022

Terjebak Lingkaran Setan Binary Option

Para investor atau trader binary option merugi akibat skema perjudian berkedok investasi itu.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Temukan Praktik Pasung Disabilitas Mental di Panti

12 Desember 2018

Komnas HAM Temukan Praktik Pasung Disabilitas Mental di Panti

Masih ada panti sosial yang menerapkan praktik pemasungan dan kurungan terhadap penyandang disabilitas mental.

Baca Selengkapnya