Di Tengah Intimidasi, Pers Mahasiswa Harus Tetap Kritis

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Rabu, 9 November 2016 11:45 WIB

Sejumlah atribut aksi peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia atau World Press Fredom Day 2016 di alun-alun tugu Malang, Jawa Timur, 3 Mei 2016. Sejumlah aliansi jurnalis turut berpartisipasi dalam aksi ini, yaitu Jurnalis Malang Raya dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Pewarta Foto Indonesia (PFI) dan Perhimpunan Pers Mahasiswa Malang. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya kasus intimidasi bahkan pemberedelan media pers mahasiswa membuat sejumlah pihak prihatin. Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Indonesia Suwarjono mengatakan kondisi itu terjadi karena sejumlah faktor. ""Pertama LPM dianggap bukan badan hukum, kedua belum ada pengujian terhadap UUD 1945 tentang kebebasan berpendapat," ujar dia.

Kondisi itu menyebabkan pers mahasiswa dianggap di luar payung hukum Undang-undang no 40 Tahun 1999 tentang Pers. "Padahal pers mahasiswa melakukan kerja-kerja pers, dengan menerapkan standar dan etika jurnalistik yang ketat sama seperti pers umum," kata Suwarjono.

Ia meminta para aktivis pers mahasiswa tidak berkecil hati dengan kondisi itu. Pers mahasiswa diharap tetap kritis dalam pemberitaan. Sebab meski posisi pers mahasiswa di Undang-undang Pers masih diperdebatkan, namun aktivitas pers mahasiswa dilindungi Pasal 28F Undang-undang Dasar 1945.


Pasal itu menjamin hak setiap warga negara untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Hal senda juga diungkapkan oleh anggota badan advokasi Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) Franditya Utomo. "Undang-undang Pers dibentuk sebagai amanat dari Pasal 28F Undang-undang Dasar 1945 itu," ujarnya.


Franditya meminta semua pihak menghormati kebebasan dan independensi pers mahasiswa dalam melakukan aktivitas jurnalistik mereka. "Pihak kampus juga mesti sadar bahwa media pers mahasiswa itu bukan media humas kampus yang isinya harus diseleksi pihak kampus," ujarnya.


"Selama yakin bahwa isi berita itu benar dan bisa dipertanggungjawabkan, memenuhi kaidah etik jurnalistik, pers mahasiswa tidak perlu takut untuk menyuarakan kebenaran."

Sementara itu Redaktur Pelaksan Desk Investigasi Tempo Philipus Parera menilai pers mahasiswa harus terus berupaya meningkatkan independensi mereka, termasuk independensi dari pihak kampus.


Selain meningkatkan kualitas managemen organisasi, pers mahasiswa harus membekali diri dengan kemampuan jurnalistik yang mumpuni sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas untuk lebih menajamkan prinsip jurnalisme kritis yang mereka usung. "Teknik peliputan untuk menjadikan lembaga pers mahasiswa yang independen," kata dia.

Selasa, 8 November 2016, Tempo dan FAA PPMI mengadakan acara Diskusi Ruang Tengah bertema "Pers Mahasiswa Dikepung Teror Breidel" yang disiarkan secara langsung melalui media daring.


Advertising
Advertising

Acara itu diikuti oleh para aktivis pers mahasiswa di 17 kota. Usai pelaksanaan diskusi, Tempo dan FAA PPMI menandatangani MoU kerjasama program beasiswa magang investigasi di Tempo untuk pers mahasiswa.

REZA SYAHPUTRA | AGUNG

AJI

Berita terkait

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

2 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

2 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

30 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

36 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

36 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

22 Februari 2024

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

AJI dan LBH Pers meminta Perpres Publisher Rights yang telah disahkan Presiden Jokowi dijalankan secara akuntabel.

Baca Selengkapnya

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

14 Februari 2024

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

Ujaran kebencian berpotensi memicu perselisihan sosial. Ujaran kebencian juga dapat berujung pada stigma, persekusi, dan kekerasan.

Baca Selengkapnya

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

13 Februari 2024

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

Ketua BEM UGM tanggapi pelaporan ke polisi terhadap sutradara dan 3 pakar hukum pemeran di film Dirty Vote. Ia khawatir terhadap kebebasan berpendapat

Baca Selengkapnya

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

13 Februari 2024

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

Ujaran kebencian terbanyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi, disusul kelompok penyandang disabilitas.

Baca Selengkapnya

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

11 Februari 2024

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri bersama organisasi mahasiswa menggelar mimbar bebas bertajuk 'Darurat Demokrasi' di Kediri, Minggu, 11 Februari 2024.

Baca Selengkapnya