TEMPO Interaktif, Jakarta:Agresi militer srael ke Libanon berpengaruh terhadap ekspor industri mebel dari Kota Solo dan sekitarnya. Realisasi ekspor ke negara-negara Timur Tengah turun drastis hingga 50 persen."Nilai ekspornya terus menurun sejak konflik muncul. Jumlah itu semakin menurun setelah pecah perang," ungkap J.B. Susanto, Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Cabang Surakarta, Jumat pagi.Susanto menambahkan, penurunan volume ekspor mebel ke Libanon paling parah. Biasanya dalam satu bulan minimal dikirim mebel 10 truk khusus ke Libanon, kini kosong.Asosiasi belum bisa memastikan sampai kapan ekspor mebel ke Timur Tengah akan normal kembali. Pasalnya, hingga saat ini belum ada tanda-tanda peperangan akan berakhir. "Kami menunggu situasi yang berkembang di sana," papar Susanto.Adapun ekspor mebel ke negara-negara Eropa dan Amerika Serikat mengalami peningkatan hingga 30 persen. Peningkatan ekspor tersebut dikarenakan kondisi pasar mulai membaik.Jenis mebel yang paling banyak diminati pasar Eropa dan Amerika adalah mebel rotan dan anyam-anyaman enceng gondog. "Adanya peningkatan tersebut, jumlah pemesanan yang datang dari Eropa dan Amerika untuk 2007 sudah ada yang diproduksi," tambah Susanto. Volume pengiriman 400-600 truk kontainer per bulan. Anas Syahirul