Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu usai penyerahan tanda kehormatan Yudha Dharma Utama di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, 28 Juni 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu membenarkan bahwa agenda kunjungan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Indonesia salah satunya untuk membahas strategi pengamanan laut. Duterte rencananya terbang ke Jakarta seusai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-28 dan Ke-29 di Vientiane, Laos.
"Saya belum tahu (agenda Duterte), tapi menurut saya akan melanjutkan trilateral (terkait pengamanan laut) yang dulu di Bali," ujar Ryamizard saat ditemui di Kompleks Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis, 8 September 2016.
Ryamizard menegaskan bahwa rangkaian trilateral Menteri Pertahanan dari tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Filipina, sudah tampak. Dia mengklaim operasi penumpasan Abu Sayyaf di Filipina Selatan merupakan salah satu kesepakatan ketiga menteri tersebut.
"Kan sudah ratusan yang mati (dari) Abu Sayyaf," ujarnya.
Dia belum mengetahui kapan prosedur pengamanan laut akan dibahas kembali. Prosedur teknis itu rencananya akan dibahas panglima angkatan bersenjata ketiga negara.
Satu hal yang dipastikan Ryamizard adalah pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Filipina, yang diperkirakan membahas pemberlakuan sea lane corridor atau jalur koridor laut antara Indonesia dan Filipina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, bulan lalu pun sempat menyebutkan penyusunan prosedur teknis (SOP) pengamanan laut ketiga negara menyorot sejumlah elemen penting.
Ketiga negara, kata dia, menginginkan adanya patroli bersama, pembuatan sistem bantuan darurat pada kapal yang mengalami masalah saat pelayaran, kemudahan informasi intelijen, dan pengaktifan komunikasi hotline antar-angkatan bersenjata masing-masing negara.