Dua wihara dan lima kelenteng yang terletak di wilayah Tanjung Balai, Medan, Sumatera Utara, dibakar oleh sekelompok massa 29 Juli 2016 (Foto: Istimewa)
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian menyatakan kondisi Tanjungbalai saat ini sudah kondusif setelah terjadi kerusuhan yang berakhir dengan pembakaran sejumlah tempat ibadah.
"Sudah ada pertemuan antara Kapolda, tokoh masyarakat Forum Komunikasi Umat Beragama. Ada pula kesatuan TNI, Dandim, dan AL. Kondisi sudah kondusif sejak Sabtu dinihari," katanya saat jumpa pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad, 31 Juli 2016.
Kendati demikian, Tito mengatakan ada sembilan orang yang ditahan akibat peristiwa tersebut. Tujuh di antaranya ditahan karena terbukti turut melakukan penjarahan. Sedangkan dua lainnya terbukti lewat rekaman CCTV turut melakukan kekerasan.
Tito mengatakan pihak-pihak yang terlibat sudah membuat kesepakatan untuk menjaga ketertiban dan kerukunan ke depannya. "Saya juga pimpin pertemuan di tingkat provinsi dengan pemda serta tokoh masyarakat untuk meredam semua daerah agar tidak terprovokasi," katanya.
Sebelumnya, kerusuhan di Tanjungbalai, Sumatera Utara, terjadi sekitar pukul 23.00 WIB, Jumat, 29 Juli 2016. Dalam kejadian tersebut, massa membakar barang-barang di dua wihara dan lima klenteng.
Kericuhan ini diduga karena masyarakat salah paham dengan perkataan seseorang dari etnis Cina. Padahal sebelumnya kasus salah paham ini sudah diselesaikan secara lokal oleh kedua pihak.
Lalu tersiar pesan lewat media sosial yang menyebutkan bahwa masjid tadi dilarang memperdengarkan azan. Pesan berantai itulah yang akhirnya menyulut kemarahan umat Islam di Tanjungbalai.