Mahathir: Pemimpin Korup Muncul Karena Masyarakat Tak Peduli

Reporter

Senin, 25 Juli 2016 16:23 WIB

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberikan orasi ilmiah di Jakarta, 25 Juli 2016. Mahathir Mohamad menyampaikan orasi ilmiah dengan tema Membangun Kemandirian Ekonomi dan Pemerintahan Bersih. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta-Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan kesadaran masyarakat terhadap perilaku korupsi merupakan hal penting untuk memberantas kejahatan tersebut. Menurut Mahathir pemimpin korup muncul karena ketidakpedulian masyarakat terhadap perilaku korupsi.

“Kita sering menyalahkan pemimpin, tapi pemimpin yang korup tidak mungkin jadi pemimpin jika tidak diizinkan oleh kita,” kata Mahathir saat orasi ilmiah bertema Membangun Kemandirian Ekonomi dan Pemerintahan Bersih dalam Dies Natalis Universitas Bung Karno ke-17 di Jakarta, Senin, 25 Juli 2016.

Mahathir melihat masih banyak masyarakat yang menerima sogokan dari para calon pejabat. “Kalau masyarakat itu menolak barang yang tidak halal, pemimpin juga tidak akan berhasil memegang jabatan yang mereka idamkan."

Kebudayaan yang baik, kata Mahathir, akan mengatarkan masyarakat kepada perilaku antikorupsi. Sebab, kebudayaan yang baik membuat masyarakat berpikir jauh lebih ke depan.

Dengan pola pikir tersebut, Mahathir menilai masyarakat akan menghindari perilaku korupsi karena meraka tahu dampak buruknya. “Sebaliknya, kalau hanya berpikir untuk saat ini, negara tidak mungkin akan maju dan kita akan hadapi kehidupan yang tidak baik,” ucapnya.

Sebelum menutup orasi ilmiahnya,Mahathir membahas kasus korupsi yang kini sedang ramai diperbincangkan di negaranya. “Seperti negara-negara lain, Malaysia hari ini juga menghadapi masalah rasuah,” kata pria yang menjadi Kepala Pemerintahan Malaysia periode 1981-2003 itu.

Perdana Menteri Malaysia saat ini, Najib Razak, diduga mencuri uang negara yang digunakan untuk dana pembangunan Malaysia (1MDB). Kasus ini muncul ketika jaksa Amerika Serikat menggugat untuk menyita lebih dari US $ 1 juta (Rp 13 trilun) yang diduga terkait dengan dana 1MDB.

Pendiri Universitas Bung Karno, Rachmawati Sukarnoputri, menambahkan perilaku korupsi timbul akibat tidak dijalankannya konsep trisakti yang disusun oleh Presiden Sukarno. Menurutnya ideologi, budaya, dan konstitusi yang dimiliki negara seakan-akan tunduk akan kepentingan liberalisme.

Untuk itu, Rachmawati mendesak pemerintah mengembalikan konstitusi kepada Undang-undang Dasar 1945 yang disahkan tanggal 18 Agustus 1945. "Trisakti hanya dapat dilaksanakan jika konstitusi tetap pada UUD 1945, bukan UUD hasil amandemen," kata Rachmawati yang disambut tepuk tangan para hadirin.

Sejumlah tokoh hadir dalam kegiatan dies natalis itu, antara lain bekas Ketua DPR Akbar Tanjung, Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Djoko Santoso dan perwakilan negara-negara sahabat.

ARDITO RAMADHAN | KUKUH

Berita terkait

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

6 jam lalu

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

Empat pejabat di Kementerian Pertanian kompak menjawab terpaksa memenuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo karena takut dipecat atau dimutasi.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

11 jam lalu

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

Bendahara Dirjen PSP Kementerian Pertanian mengaku diminta menyiapkan Rp10 juta untuk honor Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber

Baca Selengkapnya

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

11 jam lalu

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

Momentum pindah dukungan Gus Muhdlor saat pilpres ditengarai dipengarui kasus korupsi yang menjeratnya.

Baca Selengkapnya

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

11 jam lalu

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

Asisten Pidsus Kejati Sumbar Hadiman menjelaskan pemanggilan Bupati Solok Selatan itu terkait kasus dugaan korupsi penggunaan hutan negara tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Kasus Gazalba Saleh Bekas Hakim MA, Korupsi hingga Penggunaan Identitas Palsu

12 jam lalu

Kasus Gazalba Saleh Bekas Hakim MA, Korupsi hingga Penggunaan Identitas Palsu

Terdakwa Hakim MA, Gazalba Saleh, telah mengikuti sidang perdana pembacaan surat dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

23 jam lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

1 hari lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

1 hari lalu

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

KPK mengakui OTT kasus pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, awalnya tak sempurna.

Baca Selengkapnya

Gus Muhdlor Ditahan KPK karena Dugaan Korupsi, Subandi jadi Plt Bupati Sidoarjo

1 hari lalu

Gus Muhdlor Ditahan KPK karena Dugaan Korupsi, Subandi jadi Plt Bupati Sidoarjo

KPK menahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka dugaan korupsi di lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD)

Baca Selengkapnya

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

1 hari lalu

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

KPK buka suara soal kabar ayah Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Kiai Agoes Ali Masyhuri, sebagai makelar kasus Hakim Agung Gazalba Saleh.

Baca Selengkapnya