Insiden Asrama Papua, Komnas HAM Duga Ada Pelanggaran HAM

Reporter

Kamis, 21 Juli 2016 18:32 WIB

Kelompok sipil mengepung Asrama Papua di Yogyakarta, Jumat 15 Juli 2016. (TEMPO/Sunudyantoro)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menemuka adanya dugaan pelanggaran HAM pada saat pembubaran aksi mahasiswa Papua di Yogyakarta pada 15 – 16 Juli 2016. Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai menyatakan ada tujuh dugaan pelanggaran HAM pada aksi dukungan terhadap Persatuan Pergerakan Pembebasan untuk Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) itu.

Nataluis Pigai mengatakan ini merupakan kesimpulan sementara yang masih memerlukan analisis yang lebih mendalam. Komnas HAM, kata dia, menduga ada pelanggaran kebebasan berekspresi seperti yang telah diatur dalam UU No 12 tahun 2005 tentang ratifikasi kovenan politik.

Polisi diduga membatasi kedaulatan orang untuk berpikir dan menyatakan pendapatnya. Komnas HAM juga menemukan fakta terjadinya penganiayaan dan penyiksaan terhadap mahasiswa Papua. Sebanyak tujuh mahasiswa Papua ditangkap polisi dan satu orang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Ada pula dugaan perlakuan diskriminasi etnis dan rasial. Hal itu bisa dilihat dari ujaran bernada kasar dan penuh kebencian dari ormas. "Ini persoalan yang sangat serius," kata Pigai. Polisi juga diduga sengaja membiarkan anggota ormas mengepung Asrama Papua dan melontarkan kata-kata yang berbau rasis.

Selain itu, ada indikasi polisi dan ormas menebar teror sehingga mahasiswa Papua ketakutan. Padahal, kata dia, pemerintah punya kewajiban untuk melindungi setiap orang yang menghuni daerah itu.

Hal yang tak kalah penting, kata dia, adalah ucapan Sultan yang menyatakan tentang separatisme yang dikaitkan dengan pembubaran rencana aksi mahasiswa Papua. Ucapan Sultan yang dipublikasikan sejumlah media massa punya potensi untuk membawa kebencian terhadap mahasiswa Papua.

Pigai menyesalkan ucapan Sultan itu sebagai gubernur, tokoh nasional, dan raja. Apa yang Sultan sampaikan itu berbahaya karena sebagai raja hal itu bisa dianggap warga Yogyakarta sebagai titah raja. Pigai berharap Sultan memberikan klarifikasi atas pernyataan itu.

Menurut Pigai, Komnas HAM akan mengumumkan hasil investigasi secara resmi pada akhir Juli. Mereka akan menganalisis data dan fakta yang ditemukan selama berada di Yogyakarta. Undang-Undang No 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Etnik menyebutkan orang yang terbukti rasis diancam hukuman lima tahun penjara. Sedangkan, untuk denda sebesar Rp 500 juta.

Dalam investigasi itu, Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai telah bertemu aktivis Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, mahasiswa Asrama Papua, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku BuwonoX, dan Kapolda DIY Brigjen Erwin Triwanto, dan Kapolres Yogyakarta Tommy Wibisono dalam waktu yang tidak bersamaan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda DIY, Anny Pudjiastuti mengatakan polisi hanya mengamankan ketegangan yang terjadi di Asrama Papua. “Apa yang kami lalukan sesuai prosedur. Tujuan kami mengamankan dan menghindari terjadinya bentrokan,” kata Anny.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Inisiatif Panglima TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM Tidak Memilki Arti

17 hari lalu

Pakar Sebut Inisiatif Panglima TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM Tidak Memilki Arti

Perubahan istilah KKB menjadi OPM justru berpotensi meningkatkan eskalasi konflik di Papua

Baca Selengkapnya

TNI Kejar Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide Papua yang Tewas Ditembak OPM

17 hari lalu

TNI Kejar Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide Papua yang Tewas Ditembak OPM

TNI masih melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan Letda Inf Oktovianus Sogalrey.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I Sebut Istilah OPM Lebih Realistis tapi Berdampak Politis

18 hari lalu

Anggota Komisi I Sebut Istilah OPM Lebih Realistis tapi Berdampak Politis

Penyebutan nama OPM bisa berdampak negatif lantaran kurang menguntungkan bagi Indonesia di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

25 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

29 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

49 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

55 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya