Menteri Siti Nurbaya Ajak Netizen Atasi Perubahan Iklim  

Reporter

Senin, 13 Juni 2016 20:48 WIB

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menanam pohon di sisi jalan tol Cipali, Subang, Jawa Barat, 19 Maret 2016. Penanaman pohon ini bertujuan untuk menguatkan struktur tanah disekitar Jalan tol juga sebagai penahan angin. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bertatap muka dengan netizen dan jurnalis. Forum yang dihadiri sekitar 300 orang tersebut membahas perubahan iklim yang mengancam Indonesia.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan perubahan iklim tak mungkin ditangani sendiri oleh pemerintah. "Upaya mengatasinya perlu dilakukan bersama, terutama dengan masyarakat," ucap Siti saat membuka acara di Auditorium Dr Soejarwo Kementerian Lingkungan Hidup, Senin, 13 Juni 2016.

Siti berujar, perubahan iklim berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat sehari-hari, mulai kegiatan rumah tangga seperti memilah sampah, pilihan penggunaan transportasi, hingga industri.

Beberapa kebijakan telah dibuat untuk mengendalikan emisi gas rumah kaca, seperti pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pencegahan deforestasi, pengurangan penggunaan energi fosil, dan pengelolaan sampah.

Kebijakan lain yang harus dibuat, menurut Siti, adalah menyiapkan kemampuan adaptasi rakyat dalam menghadapi perubahan iklim.

Caranya, menurut Siti, ialah meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menangani perubahan iklim. Di kalangan masyarakat, banyak langkah inovatif yang telah dilakukan, seperti pendirian kampung-kampung iklim.

Namun Siti menuturkan berbagai langkah inovatif lain masih harus ditumbuhkan dan melibatkan masyarakat secara lebih luas.

Dengan mengundang netizen dan jurnalis, Kementerian Lingkungan Hidup berharap bertukar pikiran tentang langkah antisipasi perubahan iklim. Selain itu, keduanya diharapkan dapat menyebarkan informasi tersebut. Dengan begitu, masyarakat yang terlibat dalam penanganan isu tersebut lebih luas lagi.

Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup Bidang Energi Arief Yuwono mengatakan forum tersebut merupakan bentuk realisasi konsultasi publik dan sosialisasi, langkah keenam dari 15 langkah menuju persetujuan ratifikasi Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim. "Kami harapkan Oktober bisa proses ratifikasinya," ucap Arief.

Penasihat senior Menteri Lingkungan Hidup untuk perubahan iklim, Iman B. Prasodjo, menuturkan masalah perubahan iklim begitu besar. "Supaya orang tahu, tidak mungkin mengandalkan channel pemerintah saja," ujarnya.

Ia mengatakan media dan publik dapat menjadi perpanjangan tangan pemerintah kepada masyarakat luas. Ia berharap forum tersebut dapat berakhir dengan gerakan bersama menghadapi perubahan iklim.

Conference of the Parties (COP) ke-21 di Paris pada Desember 2015 menghasilkan Perjanjian Paris. Ada 195 negara yang mendukung kesepakatan itu. Perjanjian Paris akan berlaku apabila telah diratifikasi oleh setidaknya 55 negara yang menyumbangkan setidaknya 55 persen emisi gas rumah kaca.

VINDRY FLORENTIN




Berita terkait

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

11 jam lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

1 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

5 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

7 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

8 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

9 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

16 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

20 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

20 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya