Pemerintah Segera Kirim Tim Cari Kuburan Massal Korban 1965

Reporter

Senin, 9 Mei 2016 15:33 WIB

Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 Bejo Untung dan anggotanya di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, 9 Mei 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan berjanji akan mengirimkan tim untuk meninjau langsung lokasi kuburan massal yang dilaporkan Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 1965. Organisasi tersebut menyerahkan catatan berisi 122 lokasi terkait yang ditemukan di Jawa dan Sumatera.

"Ya, kami nanti mau siapkan tim untuk melihat kuburan yang dilaporkan di sejumlah daerah, seperti Pati (Jawa Tengah)," kata Luhut di gedung Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan di Jakarta Pusat, Senin, 9 Mei 2016.

Dia belum membeberkan informasi jelas mengenai tim yang dimaksud, tentang pembentukannya, maupun masa kerjanya. Namun dia memastikan tim itu akan segera bergerak. "Ya, segera. Sekarang kami ingin cari dulu secara acak di beberapa tempat (yang dilaporkan)," ujarnya.

Luhut menolak menanggapi kapan pengungkapan isu jumlah korban tragedi 1965 akan selesai. Dia tak memberikan estimasi waktu kepada tim tersebut. "Estimasi nantilah," tuturnya.

Luhut tak mempermasalahkan jaminan keamanan yang diminta YPKP 1965 kepadanya. "Ya, jaminan keamanannya jangan diganggulah. Nanti Kemenkopolhukam akan kirim tim ke sana, terpadu, untuk melihat itu (lokasi kuburan massal)."

Ketua YPKP 1965 Bejo Untung meminta pemerintah menjamin keamanan pihak yang terlibat dalam pengungkapan lokasi kuburan tersebut, seperti anggota YPKP, saksi korban, dan saksi pelaku—baik yang berada di Jakarta maupun di daerah.

"Saya terangkan ke Menteri Luhut bahwa teman kami di daerah masih dapat intimidasi, bahkan ancaman," kata Bejo seusai pertemuan dengan Luhut, Senin.

Bejo dan anggotanya mendatangi kantor Luhut pada Senin siang dan menyerahkan catatan berisi 122 lokasi kuburan massal korban 1965. Saat akan menyerahkan catatan tersebut, Bejo mengaku masih mendapat teror, walau dia tak gamblang menyebutkan oleh pihak mana.

"Sebelumnya teman kami yang dari daerah Pati, Pekalongan, selalu dimonitor pergerakannya. Kami cuma bilang bahwa kami ke Jakarta untuk bertemu Pak Luhut, tak ada yang lain," ucap Bejo.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

9 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

8 Februari 2024

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

Ganjar Pranowo bilang ada purnawirawan jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya tapi kini berbalik arah mendukung

Baca Selengkapnya

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

12 Desember 2022

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

Sebelum Deddy Corbuzier memperoleh pangkat Letkol Tituler, Idris Sardi sudah lebih dulu mendapatkannya

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya