Lindungi Industri Lokal, Pemerintah Perangi Dumping

Reporter

Kamis, 21 April 2016 16:43 WIB

Pembuatan barang keramik kualitas ekspor di Bandung, Jawa Barat (23/12). Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia akan menanggung pembiayaan ekspor, bagi pengusaha UKM yang mampu memenuhi permintaan luar negeri. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah, melalui Kementerian Perdagangan mengkampanyekan anti-dumping perdagangan untuk melindungi industri dalam negeri yang belakangan ini kebanjiran produk luar negeri dengan harga murah.

Sebab, jika ada kecurangan dalam impor barang, industri dalam negeri bisa kalah saing karena masyarakat lebih memilih barang impor dengan harga murah. "Dalam memaksimalkan perlindungan terhadap industri domestik dari praktek-praktek perdagangan tidak sehat, baik berupa dumping mau pun subsidi yang dilakukan negara mitra dagang perlu penyempurnaan instrumen kebijakan pengamanan perdagangan," kata Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri (Puska Daglu) Kementerian Perdagangan Kasan di Yogyakarta, Kamis, 21 April 2016.

Saat berdiskusi Kajian Potensi Kerugian Indonesia dalam Praktek Circumvention oleh Negara Mitra Dagang di Hotel Harper, Mangkubumi, Yogyakarta, dia mengatakan, tindakan anti-dumping selama ini belum sepenuhnya menjamin impor barang dumping menurun signifikan. Sehingga kerugian material belum bisa terpulihkan.

Salah satu penyebab tidak efektifnya tindakan anti-dumping adalah adanya praktek pengalihan asal impor dari negara yang dikenakan anti-dumping ke negara yang tidak dikenakan anti-dumping. Sehingga pengenaan bea masuk anti-dumping tidak efektif. "Dalam perdagangan internasional, fenomena itu lazim disebut circumvention," kata dia.

Dia menambahkan, beberapa negara anggota WTO seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, dan India telah memiliki peraturan anti-circumvention dalam peraturan domestik, meski tidak ada ketentuan khusus terkait anti-circumvention yang disepakati di WTO. Bahkan, Indonesia beberapa kali terkena tuduhan circumvention, di negara tujuan ekspor yang dapat merugikan eksportir Indonesia. Di sisi lain, Indonesia belum pernah melakukan tuduhan circumvention terhadap negara mitra dagang, karena belum ada landasan hukumnya.

Ketua Sektor Kerajinan, Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Jadin C. Jamaludin, menyatakan adanya serangan produk dari luar negeri apalagi yang curang sangat mempengaruhi industri lokal. Misalnya barang dari Cina. Sedangkan produk yang sama dibuat lokal harganya lebih tinggi. "Yogyakarta hanya satu persen produk tekstil nasional. Banyak pabrik dari Jawa Barat pindah ke Jawa Tengah karena upah tenaga tinggi," kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

1 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

5 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

14 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

16 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

16 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

16 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

16 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

16 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

17 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

6 Maret 2024

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya